8 Fakta Terkait Pemujaan Berhala di Seputar Kabah yang Diabadikan Alquran
Alquran mengabadikan perbuatan syirik memuja berhala di Kabah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Praktik menyekutukan Allah SWT yang dilakukan masyarakat Arab Jahiliyah banyak diabadikan dalam sejarah. Alquran dan hadits Nabi Muhmmad SAW juga mencatat masa kelam tersebut.
Berikut ini sejumlah fakta terkait praktik penyembahan berhala yang dilakukan masyarakat Arab jahiliyah.
1. Nabi dan rasul-rasul Allah SWT itu sudah melarang mereka untuk menyembah berhala-berhala itu. Mereka membangkang dengan perintah yang disampaikan oleh para nabi dan rasul Allah itu. Mereka lebih menaati menyembah berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri, seperti Lata, Manat, Uzza, Yaghuts, dan lainnya.
إِنْ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا إِنَاثًا وَإِنْ يَدْعُونَ إِلَّا شَيْطَانًا مَرِيدًا لَعَنَهُ اللَّهُ ۘ وَقَالَ لَأَتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيبًا مَفْرُوضًا وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذَانَ الْأَنْعَامِ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَييِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُبِينًا
''Yang mereka sembah, selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala. (Dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka, yang dilaknati Allah. Setan itu mengatakan, 'Saya benar-benar akan mengambil bagian yang sudah ditentukan (untuk saya) dari hamba-hamba Engkau. Saya benar-benar akan menyesatkan mereka, akan membangkitkan angan-angan kosong kepada mereka, dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya. Saya akan suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya.' Barang siapa yang menjadikan setan menjadi pelindung, selain Allah, sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.'' (QS Annisaa' [4]: 117-119)
2. Di antara sesembahan mereka itu adalah Wadd, Suwa`, Yaghuts, Ya'uq, Nasr, Lata, 'Uzza, dan Manah. (Lihat surah Nuh [71]: 23-24 dan Annajm [53] 19-23).
أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّىٰ وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَىٰ أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَىٰ تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَىٰ إِنْ هِيَ إِلَّا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَىٰ
''Maka, apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata, al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.'' (QS Annajm [53]: 19-23).
Dalam menafsirkan ayat tersebut, Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah SWT mengecam tindakan orang-orang kafir dan musyrik atas penyembahan terhadap berhala-berhala dan sekutu-sekutunya serta rumah-rumah yang telah mereka bangun untuk para berhala itu dengan menyerupai bentuk Ka'bah.
Baca juga: Saat Anda Terbangun Malam Hari dan Ingin Tidur Lagi, Baca Doa Ini
3. Al-Lata adalah sebuah patung batu yang diukir, dibuatkan rumah di Kota Thaif, dihiasi dengan kelambu dan tabir, serta dikelilingi halaman dan sangat diagungkan oleh penduduk Thaif, yaitu Bani Tsaqif dan para pengikutnya.
Menurut Imam Bukhari yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, ''Al-Lata adalah sosok seorang laki-laki penumbuk gandum yang dibawa oleh orang-orang berhaji.''
Ibnu Jarir mengatakan, ''Al-Lata adalah pasangan perempuan dari Allah. Adapun al-'Uzza diambil dari kata Al-Aziz yang berarti gagah perkasa. Ia adalah sebuah pohon yang dinaungi bangunan yang bertirai dan bertabir. Ia terletak di antara Kota Makkah dan Thaif. Orang-orang Quraisy sangat mengagungkannya.''
4. Adapun Manah, menurut Syauqi Abu Khalil dalam bukunya Atlas Alquran, adalah berhala bangsa Arab yang paling tua. Hal yang sama juga diungkapkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Berhala Al-Manah ini terletak di al-Musyallal yang terletak di Qudaid, sebuah tempat antara Makkah dan Madinah. Patung ini sangat diagungkan oleh kaum Khuza'ah, Aus, dan Khazraj pada masa Jahiliyah dan mereka mengucapkan talbiyah dari sana ketika hendak berhaji menuju Ka'bah.
5. Patung-patung itu dibuat dalam bentuk seorang laki-laki dan yang lainnya dibuat perempuan. Karena itu, Allah menyindir mereka dengan perkataan, ''Apakah patut untuk kamu anak laki-laki dan untuk Allah anak perempuan? Apakah kamu menisbatkan seorang putra untuk-Nya, sedangkan putra itu seorang perempuan. Padahal, kalian memilih untuk diri kalian anak-anak laki-laki.'' Demikian pendapat Ibnu Katsir.
6. Karena itulah, Rasul SAW mengutus para sahabatnya untuk menghancurkan berhala-berhala itu agar tidak menjadikan mereka semakin syirik, sebagaimana Ibrahim menghancurkan berhala-berhala milik Raja Namrudz yang dibuat oleh ayahnya, Azar.
Di antara sahabat yang diutus itu adalah Mughirah bin Syu'bah dan Abu Sufyan bin Harb agar mendatangi patung Al-Lata. Kemudian, mereka pun menghancurkannya dan mendirikan sebuah masjid di Thaif pada tempat yang sebelumnya dipakai patung.
Rasulullah juga mengutus Khalid bin Walid agar mendatangi berhala Al-Uzza dan menghancurkannya. Abu Sufyan ditugaskan lagi untuk menghancurkan Al-Manah yang terletak di pinggir al-Musyallal, di daerah Qadid (Qudaid).
Baca juga: 10 Fakta Adam dan Keluarganya Setelah Berada di Bumi yang Juga Disebutkan dalam Alquran
7. Menurut Syauqi, sesembahan yang ada di Makkah pertama kali dilakukan oleh Amr bin Luhay al-Azadi. Orang-orang musyrik itu membawa batu-batu dan ditancapkan di sekitar Ka'bah, lalu dijadikan sesembahan. Di dekat batu-batu itu, dilakukan penyembelihan hewan atas nama selain Allah. Amr membawa berhala-berhala itu dari Syam.
8. Dahulunya, di sekitar Ka'bah, terdapat ratusan berhala-berhala yang dijadikan sesembahan. Begitu juga dengan di Bukit Shafa dan Marwah yang terdapat berhala-berhala. Karena itulah, Allah SWT menyindir perbuatan mereka itu sebagai perbuatan yang melampaui batas dan mengikuti hawa nafsu dan bujukan setan.