Kebakaran TPA Sarimukti Belum Padam, Pj Gubernur Jabar Minta Volume Sampah Ditekan

TPA Sarimukti belum bisa menampung semua sampah dari Bandung Raya.

Dok. Humas Jabar
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin meninjau TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jabar, Selasa (12/9/2023).
Rep: Arie Lukihardianti Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Sudah sebulan penanganan kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, berjalan. Namun, api di area tumpukan sampah belum kunjung padam.

Baca Juga


Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Triadi Machmudin mengatakan, upaya pemadaman kebakaran di TPA Sarimukti masih terus dilakukan petugas gabungan. “Melibatkan TNI dan Polri. Untuk pemadaman sudah 20 persen. Mudah-mudahan dapat segera diatasi,” kata Bey di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (18/9/2023).

Selama masa pemadaman kebakaran ini, Bey mengatakan, tidak semua sampah di wilayah Bandung Raya dapat ditampung di TPA Sarimukti. Karena itu, ia meminta warga di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Kota Cimahi untuk menekan produksi sampah.

“Pak Sekda (Sekretaris Daerah) sudah melakukan rapat intensif dengan pemerintah daerah, juga dibantu akademisi, hanya 50 persen bisa ke Sarimukti,” kata Bey.

Bey mengajak masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah. Dengan begitu, dapat menekan volume sampah yang mesti diangkut ke TPA.

“Kita akan segera masif untuk melaksanakan gerakan mulai dari rumah untuk memilah sampah, terutama sampah organik. Jadi, dengan bantuan teman-teman, mohon dipublikasikan bahwa kita segera masif memulai gerakan dari rumah untuk memilah sampah. Terutama sampah organik. Dari hulu sudah mulai mengurangi sampah,” kata Bey.

Koordinator Pengelola TPA Sarimukti, Riswanto, mengatakan, api yang membakar area TPA Sarimukti belum padam. Namun, asap dari kebakaran disebut sudah menurun.

“Berbagai upaya telah dilakukan petugas gabungan. Alhamdulillah, dilihat dari tampilan kasatmata, asap dan bara tinggal 40 persen lagi,” katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler