Pemilih Pemula Dinilai Rentan Jadi Sasaran Politik Uang
Praktik politik uang itu bisa diwujudkan dalam bentuk pulsa, kuota, atau paket data.
REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Para pemilih pemula (generasi Z) di Kabupaten Demak, DIY, jangan gampang tergiur oleh iming-iming apa pun, dengan tujuan untuk memengaruhi hak pilihnya pada Pemilu 2024.
Sebaliknya, para pemilih pemula diharapkan bisa proaktif dan berani mengambil peran dalam pengawasan partisipatif, guna mewujudkan pemilu yang lebih bermartabat.
Koordinator Penanganan Pelanggaran dan Data Informasi Bawaslu Kabupaten Demak, Kusfitria Marstyasih, mengatakan banyaknya pemilih pemula pada Pemilu 2024 turut menjadi perhatian Bawaslu Demak.
Sebab, para pemilih dari generasi Z dinilai juga rawan menjadi sasaran praktik politik uang, dengan tujuan bisa dipengaruhi dalam menggunakan hak pilihnya pasa Pemilu 2024 nanti.
Maka itu, ia pun mengingatkan para pemilih pemula di Demak untuk tidak mudah terpengaruh oleh iming-iming apa pun agar hak pilihnya tidak 'terbeli'.
Dengan karakteristik generasi Z, bukan tidak mungkin politik uang itu diwujudkan dalam bentuk pulsa, kuota, atau paket data, yang menjadi kebutuhan anak-anak zaman sekarang.
"Termasuk juga e-money maupun diamond game online," jelasnya, saat mengisi acara Implementasi Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SMKN 1 Sayung, Kabupaten Demak, Rabu (27/9/2023).
Lebih lanjut, Kusfitria juga menyampaikan, sebagai bagian dari generasi Z, Bawaslu Demak meminta kepada para siswa SMKN 1 Sayung untuk ikut menyukseskan Pemilu 2024.
Caranya, ikut terlibat aktif dalam pengawasan partisipatif, guna mendukung terwujudnya hajat demokrasi akbar yang lebih berkualitas dan berintegritas di Indonesia.
Itulah sebabnya, Bawaslu mengajak generasi Z ikut menjadi bagian dalam sukses gelaran hajat Pemilu 2024 mendatang. "Termasuk siswa SMKN 1 Sayung yang sudah memiliki hak pilih," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Kepala SMKN 1 Sayung, Muhammad Afif Islahuddin mengungkapkan, kegiatan P5 untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila pada dimensi berkebhinekaan global dan bernalar kritis.
Sehingga peserta didik mampu berpartisipasi dalam menentukan pilihan dan keputusan untuk kepentingan bersama, melalui proses bertukar pikiran secara cermat dan terbuka secara mandiri.
“Harapannya, siswa dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama dan memahami peran individu dalam demokrasi,” kata dia.