Presiden Iran: Israel Sudah Seperti Nazi

Presiden Iran Ebrahim Raisi sebut serangan Israel mengingatkan pada perilaku Nazi

EPA-EFE/MARTIN DIVISEK
Presiden Iran Ebrahim Raisi menyatakan pada Ahad (15/10/2023), serangan Israel mengingatkan pada perilaku Nazi.
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Ebrahim Raisi menyatakan pada Ahad (15/10/2023), serangan Israel mengingatkan pada perilaku Nazi. Dia menegaskan, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 merupakan puncak reaksi terhadap kejahatan Israel yang dilakukan terutama penodaan di Kompleks Masjid Al Aqsa.

"Protes terhadap tujuh dekade pembunuhan, penindasan dan ketidakadilan terhadap rakyat Palestina,” ujar kantor berita resmi Iran, IRNA mengutip Raisi saat melakukan panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Presiden Iran juga menuduh Israel melakukan kejahatan perang di Gaza dan menyuarakan penolakannya terhadap pengungsian warga Gaza yang telah diperintahkan oleh militer Israel.

“Pengungsian paksa penduduk Gaza dari kampung halaman mereka tidak praktis dan tidak sesuai dengan prinsip dan hukum internasional, dan kelompok perlawanan Palestina serta semua negara bebas di dunia akan menentang kejahatan ini," kata Raisi dikutip dari Al Arabiyah.

Menurut laporan IRNA, selama panggilan telepon itu, Macron mendesak Iran menggunakan pengaruhnya di kawasan untuk mengendalikan situasi. Permintaan ini ditanggapi Raisi dengan pernyataan, bahwa Kelompok perlawanan membuat tekad dan keputusan mereka sendiri.

Kantor Macron mengatakan Presiden Prancis memperingatkan Raisi terhadap eskalasi konflik antara Israel dan Hamas. Dia memperingatkan Raisi terhadap eskalasi atau perluasan konflik, terutama di Lebanon.

“Mengingat hubungannya dengan Hizbullah dan Hamas, Iran mempunyai tanggung jawab dalam hal ini. Iran harus melakukan segala kemungkinan untuk menghindari gejolak regional,” kata pernyataan kantor kepresidenan Prancis tersebut.

Serangan mengejutkan yang dilakukan kelompok Hamas pada 7 Oktober menewaskan sekitar 1.400 orang di Israel, dan lebih dari 100 lainnya disandera. Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangkaian serangan udara dan artileri ekstensif di Gaza, yang mengakibatkan lebih dari 2.400 korban jiwa pada pada Ahad.

Teheran yang merupakan sumber utama dukungan finansial dan militer untuk Hamas memuji serangan Hamas. Namun Iran menyangkal keterlibatan dalam perencanaan atau pelaksanaan serangan tersebut.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler