Turki akan Hadiri Pertemuan Luar Biasa OKI Bahas Krisis Gaza
Pertemuan akan membahas langkah yang akan diambil melawan agresi militer Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidanis dilaporkan akan menghadiri pertemuan luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar pada Rabu (18/10/2023). Fokus pertemuan ini akan membahas krisis yang sedang berlangsung di Gaza, terutama tindakan militer Israel.
Pertemuan Komite Eksekutif OKI rencananya akan berlangsung di Jeddah, Arab Saudi. Nantinya pertemuan ini akan membahas langkah-langkah yang akan diambil melawan agresi militer Israel yang semakin meningkat dan tidak pandang bulu terhadap warga Palestina di Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki menyampaikan pertemuan ini bertujuan membangun posisi bersama di OKI , utamanya dalam melawan serangan tersebut. Dilansir di Yeni Safak, Selasa (17/10/2023), sepuluh hari sudah berlalu sejak konflik antara kelompok pejuang Palestina, Hamas, dengan zionis Israel berlangsung. Hingga saat ini, pengeboman dan blokade Israel terhadap Jalur Gaza terus berlanjut.
Dalam laporan dan informasi terbaru, disampaikan lebih dari satu juta orang atau hampir setengah dari total penduduk Gaza harus menghadapi pengungsian. Tidak sedikit warga sipil yang melarikan diri ke selatan, menyusul peringatan Israel untuk mengevakuasi wilayah utara.
Tidak hanya itu, wilayah Gaza saat ini sedang mengalami krisis kemanusiaan yang mengerikan. Mereka tidak memiliki pasokan listrik, sementara air, makanan, bahan bakar dan pasokan medis hampir habis.
Pertempuran ini dimulai pada 7 Oktober, ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa. Sebuah serangan mendadak ini mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Dikatakan pula serangan yang dilakukan Hamas tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa, serta meningkatnya kekerasan pemukim. Tak terima dengan serangan ini, militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.
Sejak itu jumlah warga Palestina yang gugur dalam serangan udara Israel di Gaza meningkat menjadi 2.750 orang, termasuk 750 anak-anak. Di Israel, 1.300 orang telah terbunuh.