Antusias Ikut Bedah Buku Hitam Putih Ganjar, Pena Mas Ganjar, Mahasiswa Yakini Ini
Menurut dia, Presiden Indonesia ke depan perlu bersikap adaptif.
REPUBLIKA.CO.ID, KOTA SEMARANG -- Puluhan mahasiswa dari berbagai instansi pendidikan di Kota Semarang tampak antusias mengikuti bedah buku "Hitam Putih Ganjar" yang diinisiasi oleh alumni muda dan akademisi UNDIP, UNNES, dan UNS yang berjejaring dalam Pena Mas Ganjar.
Acara ini diselenggarakan di Cafe Babe, Kelurahan Patemon, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Tataq Towaful Amin (21 tahun) selaku perwakilan Mahasiswa menilai pemimpin Indonesia di masa mendatang mempunyai tantangan besar di tengah era digitalisasi.
Menurut dia, Presiden Indonesia ke depan perlu bersikap adaptif dalam menyikapi perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat seperti Artificial Intelijen (AI) atau kecerdasan buatan.
Pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) baik hardskill maupun softskill penting untuk dilakukan sehingga mampu bersaing dan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi secara optimal.
Kemudian, lanjut dia, upaya hilirisasi industri untuk mendorong Indonesia menjadi negara mandiri di bidang ekonomi.
"Pemimpin yang ini sih khususnya digital tadi, paham tentang bagaimana alurnya dunia digital karena kita sudah memasuki zaman serba digital ya seperti AI dan semuanya serba online, itu yang pertama," kata dia.
"Terus pemimpin yang paham tentang ekonomi, ekonomi industri bagaimana naik turunnya industri kan sekarang banyak pembangunan khususnya yang kemarin Pak Jokowi kan banyak menghadirkan duni industri-industri yang baru gitu bagi Indonesia sendiri, jadi itu yang harusnya kita butuhkan, pemimpin yang bisa menganalisis digital dan ekonomi tadi," ujar dia.
Melihat rekam jejak Ganjar bagaimana cara memanfaatkan teknologi informasi menjadi sebuah ruang-ruang aduan, memudahkan birokrasi, serta mendukung upaya percepatan hilirisasi industri, dia optimistis bahwa Indonesia akan lebih maju dan mandiri bila dinahkodai oleh 'si rambut putih'.
Dia pun meminta agar Ganjar juga membuka ruang diskusi untuk mahasiswa menyampaikan aspirasi dan keluh kesahnya sebagai agent of change atau agen perubahan.
Senada, Koordinator Pusat Pena Mas Ganjar, Reza Abdurrakhman menjelaskan mahasiswa, generasi milenial, dan gen Z sebagai pemilih mendominasi pemilu 2024, perlu mengenal jauh rekam jejak dari calon pemimpin yang akan dipilih pada pesta demokrasi serentak mendatang.
Oleh karena itu, aktivitas bedah buku ini menjadi penting untuk mengetahui riwayat hidup, hasil kinerja, dan prestasi dari tokoh Ganjar Pranowo sebagai salah satu calon presiden.
"Kita perlu memastikan bahwa mahasiswa itu agent of change atau ranah anak muda yang berpendidikan tinggi itu tidak serta merta memilih tapi mengetahui terlebih dahulu rekam jejaknya para calon presiden itu seperti apa," kata dia.
Di mata Ganjar sendiri, ia ingin fasilitas pelayanan publik mulai menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Keinginan itu disampaikan Ganjar saat hadir sebagai pembicara di acara kuliah Kebangsaan di FISIP UI, beberapa waktu lalu.
"Bagus ya, jadi kalau kemudian kita bisa membantu semua layanan publik dengan AI, harapannya masyarakat akan bisa gampang mendapatkan informasi," kata dia, demikian dilansir dari Antara.