Berbagai Pihak Desak Investigasi Penyerangan RS Gaza

Penyerangan ke RS di Gaza harus diselidiki sebagai kejahatan perang

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Jenazah di rumah sakit Al Shifa pasca serangan udara di Kota Gaza, 17 Oktober 2023.
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuntut penyelidikan atas serangan terhadap sebuah Rumah Sakit Al-Ahli Baptist di Jalur Gaza. Desakan yang sama pun disampaikan oleh banyak pemimpin negara.

“Sangat penting bahwa ada semacam penyelidikan mengenai hal ini,” ujar juru bicara PBB Stephane Dujarric dikutip dari Anadolu Agency.

Ketika ditanya oleh Anadolu Agency, apakah PBB akan dilibatkan dalam penyelidikan untuk mengklarifikasi rincian serangan yang membunuh ratusan warga sipil, Dujarric mengatakan, kondisi saat ini masih awal. Dia menyatakan, PBB harus melihat kondisi yang berjalan dalam penyelidikan.

PBB pun ditanya apakah akan bermaksud melakukan investigasi seperti yang dilakukan pada 2014 terhadap penembakan yang dilakukan Israel terhadap sekolah-sekolah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) di Gaza. “Saya tidak ingin maju lebih dulu tentang diri kita sendiri di sini, dan saya tidak akan berspekulasi tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan," ujar Dujarric.

“Yang jelas perlu ada semacam investigasi dan kita lihat saja pengaturannya dan mulai dari situ,” kata juru bicara PBB itu.

Sedangkan Presiden Irlandia Michael D Higgins meminta agar serangan udara mematikan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza harus diselidiki sebagai kejahatan perang. "Sangat, sangat penting adanya penyelidikan yang dapat diandalkan mengenai bagaimana (insiden) itu terjadi, siapa yang bertanggung jawab dan apa konsekuensinya," ujarnya.

“Ini harus diselidiki, tentu saja, sebagai kejahatan perang,” kata presiden seperti dikutip dari surat kabar daring Irlandia journal.ie.

Higgins mengatakan, orang-orang di Gaza selatan sudah hidup dalam kondisi yang sangat tertekan karena kekurangan makanan dan air. Dia pun menyatakan kemarahannya atas setiap serangan terhadap warga sipil, termasuk dalam acara musik yang merujuk pada peristiwa serangan mengejutkan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

“Tapi kita tidak diminta untuk memilih dan mengatakan bahwa kita harus secara eksklusif berkonsentrasi pada kengerian tersebut dan, pada saat yang sama, mengesampingkan kekhawatiran kita terhadap pelanggaran hukum internasional yang telah diumumkan sebelumnya dan terjadi ketika kita mengambil air, ketika Anda menghapuskan bantuan medis, ketika Anda mengambil makanan dari penduduk sipil," ujar Higgins merujuk pada tindakan Israel terhadap warga Gaza.

Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mendesak penyelidikan yang detail atas ledakan yang memakan korban jiwa hingga 417 orang tersebut. "Kita masih belum tahu persis apa yang terjadi. Insiden ini penting untuk diselidiki secara menyeluruh," ujarnya dikutip dari politico.

Dikutip dari independent, Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly  akan menggandeng negara sekutu untuk melakukan penyelidikan. “Inggris akan bekerja sama dengan sekutu kami untuk mencari tahu apa yang terjadi dan melindungi warga sipil tak berdosa di Gaza," katanya. 

Baca Juga


AS meyakini klaim Israel bahwa serangan dilakukan Jihad Islam...

Tapi, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden justru telah mengambil kesimpulan dengan menyatakan serangan tersebut berasal dari Gaza. Dia mengamini klaim yang diberikan oleh Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh  Hamas yang menyerang rumah sakit, bukan militer Israel. Juru bicara Militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, roket yang ditembakkan oleh kelompok Jihad Islam Palestina melewati rumah sakit pada saat serangan terjadi, yang katanya mengenai tempat parkir fasilitas tersebut.

Jihad Islam membantah bahwa ada roket yang terlibat dalam ledakan rumah sakit tersebut. Kelompok itu mengatakan, tidak melakukan aktivitas apa pun di atau sekitar Kota Gaza pada saat itu.

Selain itu, Duta Besar Palestina di PBB Riyad Mansour menyatakan, ajudan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Hananya Naftali, sebelumnya telah mengakui sendiri Israel melakukan serangan ke rumah sakit di Gaza. Terlebih lagi, militer Israel sebelumnya telah meminta evakuasi rumah sakit di area kantong tersebut. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler