Hizbullah: Kami Berada di Jantung Pertempuran

Hizbullah semakin terang-terangan menyatakan kesediaan terlibat dalam perang di Gaza.

AP
Israel menyerang Hizbullah di Lebanon selatan pada Selasa (17/10/2023) pagi, menurut militer Israel.
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kelompok Hizbullah semakin terang-terangan menyatakan kesediaan terlibat dalam perang di Gaza melawan Israel. Wakil pemimpin Hizbullah Sheikh Naim Kassem menyatakan, kelompok yang berbasis di Lebanon sudah berada di jantung pertempuran melawan Israel.

“Kami berada di jantung pertempuran hari ini. Kami meraih prestasi melalui pertempuran ini," kata Kassem.

Kassem menyatakan, bagi Hizbullah, memanaskan perbatasan Lebanon-Israel memiliki tujuan yang jelas. “Kami mencoba melemahkan musuh Israel dan memberi tahu mereka bahwa kami siap,” ujarnya.

Para pejabat Hamas mengatakan bahwa jika Israel memulai serangan darat di Gaza, Hizbullah akan bergabung dalam pertempuran tersebut. “Apakah Anda percaya bahwa jika Anda mencoba untuk menghancurkan perlawanan Palestina, pejuang perlawanan lainnya di kawasan ini tidak akan bertindak?” kata Kassem.

Kassem berbicara tentang pejabat asing yang mengunjungi Lebanon selama dua minggu terakhir yang meminta para pejabat Lebanon untuk meyakinkan kelompok tersebut agar tidak mengambil bagian dalam pertempuran terbaru Hamas-Israel. Dia mengatakan, tanggapan Hizbullah terhadap para pejabat Lebanon adalah kelompok itu bagian dari pertempuran.

“Kami memberi tahu mereka yang menghubungi kami, 'Hentikan agresi (Israel) sehingga dampak (konflik) dan kemungkinan perluasannya berhenti,'” kata Kassem merujuk pada para pejabat yang baru-baru ini mengunjungi Beirut, termasuk menteri luar negeri Perancis dan Jerman.

Berbicara tentang perkiraan invasi darat Israel ke Gaza, Kassem menyatakan, informasi yang didapatkan menyatakan kesiapan Hamas dan pejuang perlawanan di Gaza. Kekompakan mereka diklaim akan membuat invasi darat menjadi kuburan Israel.

Hizbullah yang didukung Iran memiliki persenjataan yang terdiri dari puluhan ribu roket dan rudal serta berbagai jenis drone. Muncul kekhawatiran pembukaan front baru dalam perang Israel-Hamas dengan serangan skala besar di Israel utara.

Sedangkan militer Israel menyatakan, meningkatnya serangan oleh Hizbullah berisiko menyeret Lebanon ke dalam perang. Baku tembak lintas batas antara Israel dan Lebanon telah meningkatkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.

“Hizbullah … menyeret Lebanon ke dalam perang yang tidak menghasilkan apa-apa, namun akan mengalami kerugian besar,” juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Jonathan Conricus.

Conricus menuduh kelompok tersebut melakukan eskalasi yang berbahaya. “Hizbullah sedang memainkan permainan yang sangat, sangat berbahaya. Mereka memperburuk situasi. Kami melihat semakin banyak serangan setiap hari,” katanya.

“Apakah negara Lebanon benar-benar bersedia membahayakan kemakmuran dan kedaulatan Lebanon yang tersisa demi teroris di Gaza? Itu adalah pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab oleh pihak berwenang Lebanon,” ujar Conricus dikutip dari Al Arabiyah.

Baku tembak sudah terjadi di perbatasan utara antara Israel dan Hizbullah...

Baca Juga


Baku tembak di perbatasan utara baru-baru ini telah membunuh empat pejuang Hizbullah dan seorang anggota Jihad Islam di Lebanon. Sementara tiga tentara Israel terluka, satu terluka parah, akibat tembakan antitank Hizbullah, dan dua pekerja pertanian Thailand juga terluka.

Israel telah memerintahkan puluhan komunitas di utara untuk mengungsi. Beberapa ribu warga Lebanon juga telah meninggalkan wilayah perbatasan menuju kota Tirus di selatan.

Wakil kepala Hizbullah Lebanon Naim Qassem telah memperingatkan kelompoknya untuk meningkatkan keterlibatannya dalam konflik tersebut. “Mari kita perjelas, ketika peristiwa terjadi, jika terjadi sesuatu yang memerlukan intervensi lebih besar dari kami, kami akan melakukannya,” katanya.

Hizbullah yang didukung Iran terlibat dalam perang dahsyat dengan Israel pada 2006 yang menyebabkan lebih dari 1.200 orang terbunuh di Lebanon dengan korban jiwa sebagian besar warga sipil. Sedangkan 160 orang mati di Israel, sebagian besar tentara.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler