Surat Seruan Dakwah Nabi Muhammad kepada Raja-Raja

Nabi Muhammad mengajak para raja memeluk Islam.

Republika
Nabi Muhammad (ilustrasi)
Rep: Rossi Handayani Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjanjian Hudaibiah memberikan babak baru bagi dakwah Rasulullah ﷺ, yang di kemudian hari memberikan pengaruh sangat luar biasa bagi perkembangan dakwah Islam. 

Baca Juga


Seperti dikutip dari Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah ﷺ disarikan dari kitab Ar-rahiqul Makhtum, Ada dua hal utama yang Rasulullah ﷺ lakukan setelah perjanjian tersebut, pertama Mengirim surat dakwah kepada raja-raja, kedua Operasi militer. 

Pada akhir tahun ke enam, setelah pulang dari perjanjian Hudaibiah, Rasulullah ﷺ bermaksud memperluas dakwahnya dengang mengirim surat kepada raja-raja yang berisi dakwah kepada Islam. 

Karena ada informasi bahwa surat surat kepada para Raja hanya akan mereka terima jika ada stempelnya, maka Rasulullah ﷺ membuat stempel dari cincin perak yang terukir : Muhammad Rasulullah. Namun susunan barisnya sebagai berikut : 

الله 

رسول

محمد

Lalu Beliau memilih para sahabatnya yang berpengalaman untuk membawa misi tersebut. 

Di antara raja-raja yang dikirimi surat oleh Rasulullah ﷺ adalah: 

a) Raja Najasyi: Raja Habasyah (Ethiopia). 

Kepada Raja ini Rasulullah ﷺ mengutus sahabatnya Amr bin Umayyah ad-Dhomri. Rasulullah ﷺ mengirim surat yang berisi ajaran Tauhid kepada Allah dan keimanan terhadap nabi Isa alaihissalam sebagai seorang Nabi dan Rasul yang merupakan putra Maryam. 

Raja Najasyi menerima surat tersebut dengan positif dan menyatakan masuk Islam. 

Pada tahun ke9 Hijriah, raja Najasyi meninggal dunia. Rasulullah ﷺ menyatakan dukanya dan melakukan shalat ghaib untuknya. 

 

Lihat halaman berikutnya >>> 

 

 

b) Raja Muqauqis, penguasa Mesir.  

Untuk membawa surat ini Rasulullah ﷺ memilih Hathib bin Abi Baltha'ah. Dalam surat tersebut Rasulullah ﷺ mendakwahkan Islam kepadanya, seraya beliau mengutip firman Allah Ta'ala :  

قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ

“Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalunat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kata sembah secuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. Ali Imron ayat 64)  

Raja Muqauqis menerima utusan Rasulullah ﷺ dengan baik, bahkan terjadi dialog di antara keduanya. Akhirnya beliau membalas surat Rasulullah ﷺ dan mengirim hadiah berupa keledai dan dua budak wanita: Mariah dan Siirin. Namun demikian beliau tidak menyatakan masuk Islam.  

Mariah diambil Rasulullah ﷺ sebagai budak (dan digaulinya), darinya lahir seorang anak bernama Ibrahim.  

c) Raja Kisra, penguasa Persia.  

Untuk menunaikan tugas ini, Rasulullah ﷺ mengutus Abdullah bin Huzafah as-Sahmi. Setibanya surat tersebut di tangan Raja Kisra dan dibacanya, dengan penuh kesombongan langsung dirobeknya sebagai tanda penolakan terhadap seruan Rasulullah ﷺ. Ketika hal tersebut disampaikan kepada Rasulullah ﷺ, beliau berdoa : “Semoga Allah robek (hancurkan) kerajaannya”.  

Benar saja, tidak berapa lama kemudian terjadi kudeta yang dilakukan oleh anaknya sendiri, Syirowaih bin Kisra yang membunuh bapaknya dan kemudian dia duduk di singgasana raja. 

 

Lihat halaman berikutnya >>> 

 

 

d) Raja Heraklius, penguasa Romawi. 

Untuk membawa surat ini, Rasulullah ﷺ mengutus Dihyah bin Kholifah al-Kalby. Ketika itu Heraklius memanggil Abu Sufyan yang saat itu sedang membawa kafilah dagangnya di Syam, dan terjadilah dialog panjang antar keduanya tentang jati diri Rasulullah ﷺ dan ajaran yang dibawa.  

Dari dialog tersebut tampak bahwa Rasulullah ﷺ dan ajarannya adalah sebagaimana yang telah diketahui orang orang Ahli Kitab lewat ramalan ramalan yang termaktub dalam kitab-kitab mereka.  

Bahkan dari dialog tersebut pengaruhnya dirasakan oleh Abu Sufyan, sehingga mengantarkannya untuk masuk Islam suatu saat.  

Akibat dari surat Rasulullah ﷺ, raja Heraklius memberikan kepada Dihyah sejumlah uang dan kain sebagai hadiah kepada Rasulullah ﷺ.  

Demikian seterusnya Rasulullah ﷺ mengirim utusannya untuk membawa suratnya kepada raja-raja lainnya, sebagai bentuk dakwah Rasulullah ﷺ kepada mereka. Di antara mereka ada yang masuk Islam dan ada yang tetap kafir. Akan tetapi yang terpenting adalah bahwa orang-orang kafir telah mengenal Rasulullah ﷺ dan dakwah beliau telah sampai kepada mereka. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler