Prancis Kutuk Pembunuhan Warga Palestina di Tepi Barat oleh Pemukim Yahudi
Prancis mendesak Israel mengambil tindakan untuk melindungi penduduk Palestina.
REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Pemerintah Prancis mengutuk terus berlanjutnya aksi kekerasan dan serangan yang dilakukan pemukim Yahudi Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat. Lebih dari 100 warga Palestina di Tepi Barat terbunuh sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu.
“Prancis mengutuk keras serangan pemukim (Yahudi Israel) yang menyebabkan kematian sejumlah warga sipil Palestina selama beberapa hari terakhir di Qusra dan Sawiya, serta pengungsian paksa beberapa komunitas,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Prancis dalam sebuah pernyataan, Ahad (29/10/2023).
Prancis mendesak Israel mengambil tindakan untuk melindungi penduduk Palestina. “Kekerasan yang dilakukan oleh pemukim terhadap penduduk Palestina semakin meningkat. Ini tidak dapat diterima dan harus dihentikan,” ungkap Kemenlu Prancis.
Sejak pertempuran di Jalur Gaza bergejolak pada 7 Oktober 2023 lalu, situasi di Tepi Barat turut memanas. Pemukim Yahudi ekstremis melakukan serangan secara sporadis terhadap warga Palestina di sana. Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan, pada Sabtu (28/10/2023) lalu, seorang warga Palestina berusid 40 tahun dibunuh seorang pemukim Israel di desa Sawiya dekat Nablus. Warga Palestina itu diserang ketika sedang memanen buah zaitun dari kebunnya.
Pada 11 Oktober 2023 lalu, sekelompok pemukim Israel juga membunuh sedikitnya empat warga Palestina di desa Qusra. Hingga berita ini ditulis, sedikitnya 114 warga Palestina di Tepi Barat dibunuh sejak pecahnya pertempuran di Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu.
Sementara itu warga Palestina di Jalur Gaza yang telah terbunuh akibat dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023 lalu telah menembus sedikitnya 8.005 jiwa. Sebanyak 73 persen dari mereka adalah anak-anak, perempuan, dan lansia. Sedangkan jumlah korban luka di Gaza sudah melampaui 20 ribu orang. Lebih dari 1 juta warga Gaza kini dalam kondisi terlantar dan mengungsi akibat agresi Israel.