Putin Sebut AS Biang Kerok Genosida di Gaza

Putin mengatakan AS membutuhkan kekacauan terus-menerus di Timur Tengah.

EPA-EFE/MIKHAIL METZEL/SPUTNIK/KREMLIN POOL M
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan AS dan 'satelitnya' berada di balik pembunuhan warga Palestina di Gaza, termasuk perang di Ukraina, Afghanistan, Irak, dan Suriah.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Senin (30/10/2023), menyalahkan Barat atas krisis di Timur Tengah. Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, Putin mengatakan elite penguasa Amerika Serikat (AS) dan "satelit" mereka berada di balik pembantaian warga Palestina di Gaza, termasuk perang di Ukraina, Afghanistan, Irak, dan Suriah.

“Mereka membutuhkan kekacauan terus-menerus di Timur Tengah. Oleh karena itu (Amerika Serikat) melakukan yang terbaik untuk mendiskreditkan negara-negara yang menuntut gencatan senjata di Jalur Gaza, menghentikan pertumpahan darah, dan siap memberikan kontribusi nyata untuk menyelesaikan krisis tersebut, dan tidak menjadi parasit di dalamnya," ujar Putin.

Baca Juga




Rusia mendukung gencatan senjata di Gaza dan solusi dua negara. Rusia juga menerima delegasi Hamas di Moskow, yang membuat Israel geram.

Selama setahun terakhir, Putin menyebut operasi militer khusus di Ukraina sebagai perjuangan untuk kelangsungan hidup Rusia melawan pasukan pimpinan AS. Sementara Barat bertekad menggunakan Ukraina untuk menghancurkan dan membongkar Rusia. Putin mengatakan, Rusia sedang memerangi pasukan bayangan Amerika atas krisis Timur Tengah di medan perang Ukraina.

“Palestina hanya bisa tertolong dengan memerangi mereka yang berada di balik tragedi ini. Kami adalah Rusia dan kami memerangi mereka dalam konteks ‘operasi militer khusus’. Baik untuk diri kami sendiri maupun bagi mereka yang memperjuangkan kebebasan sejati yang sesungguhnya,” ujar Putin.

Palestina merdeka adalah kunci....

Putin mengatakan, kunci untuk meyelesaikan konflik di Timur Tengah adalah dengan terbentuknya negara Palestina yang merdeka. Namun hal ini tidak menjadi tujuan Washington.

“Kunci untuk menyelesaikan konflik ini adalah terciptanya negara Palestina yang berdaulat dan merdeka,” kata Putin, sembari menyiratkan bahwa hal ini bukanlah tujuan yang dinyatakan Washington.



Putin juga menyalahkan negara-negara Barat dan Ukraina, yang seperlimanya telah direbut oleh pasukan Rusia, atas penyerbuan bandara di Dagestan oleh massa pro-Palestina. Pada Ahad (29/10/2023) malam, kerumunan massa berusaha memburu penumpang dari Israel yang baru saja mendarat di bandara Makhachkala.

“Peristiwa di Makhachkala tadi malam diilhami, termasuk melalui jejaring sosial, tidak terkecuali dari wilayah Ukraina, oleh tangan agen intelijen Barat,” kata Putin.

Sebelumnya, Putin mengatakan meningkatnya kekerasan antara Israel dan Palestina menunjukkan kegagalan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah. Putin mengatakan, AS berupaya memonopoli negosiasi dengan negara Arab dan mengabaikan kepentingan Palestina.

"Saya pikir banyak orang akan setuju dengan saya bahwa ini adalah contoh nyata kegagalan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah," kata Putin.Putin mengatakan, Amerika Serikat berusaha untuk memonopoli upaya internasional dalam menciptakan perdamaian di kawasan. Putin menuduh Washington mengabaikan upaya kompromi yang dapat diterima oleh masing-masing pihak.

"Amerika Serikat telah mengabaikan kepentingan Palestina, termasuk kebutuhan akan negara Palestina yang merdeka," kata Putin.

Palestina menginginkan sebuah negara merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Seluruh wilayah yang diinginkan Palestina itu direbut oleh Israel dalam perang tahun 1967.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler