AS Respons Peningkatan Ancaman Terhadap Muslim dan Yahudi di Negaranya

FBI mengangkat kejahatan rasial ke dalam prioritas ancaman nasional.

Anadolu Agency
Ilustrasi Muslim di Amerika Serikat (AS).
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) menanggapi peningkatan ancaman terhadap orang Yahudi, Muslim dan Arab-Amerika sejak serangan 7 Oktober terhadap Israel. Ini yang dikatakan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas pada Selasa, (31/10/2023)

“Dalam beberapa hari dan minggu sejak (serangan Hamas pada 7 Oktober), kami telah merespons peningkatan ancaman terhadap komunitas dan institusi Yahudi, Muslim, dan Arab-Amerika di seluruh negara kami,” kata Mayorkas pada sidang komite Senat, dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (1/11/2023).

“Kebencian yang ditujukan kepada pelajar, komunitas, dan institusi Yahudi menambah peningkatan tingkat antisemitisme yang sudah ada sebelumnya di Amerika Serikat dan di seluruh dunia," ujar Mayorkas.

Pernyataan Mayorkas disampaikan saat dia berpidato di sidang komite Senat mengenai ancaman terhadap AS, bersama dengan Direktur FBI Christopher Wray dan Direktur Pusat Kontra Terorisme Nasional Christine Abizaid.

Wray mengatakan, biro tersebut telah mengangkat kejahatan rasial ke dalam prioritas ancaman nasional. Dia mengatakan kekhawatiran paling mendesak AS adalah bahwa ekstremis yang kejam akan mengambil inspirasi dari peristiwa di Timur Tengah untuk melakukan serangan terhadap orang Amerika.

“Itu tidak hanya mencakup ekstremis kekerasan dalam negeri yang terinspirasi oleh organisasi teroris asing, namun juga ekstremis kekerasan dalam negeri yang menargetkan komunitas Yahudi atau Muslim,” kata Direktur FBI.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler