Aksi Steward Copot Bendera Palestina di Pagar Stadion GBLA Dikecam

Peristiwa tersebut terjadi saat laga Persib Bandung melawan PSS Sleman.

Paul ELLIS / AFP
Seorang penggemar memegang bendera Palestina selama pertandingan sepak bola.
Rep: M Fauzi Ridwan Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Aksi seorang steward mencopot bendera Palestina yang terpasang pada pagar pembatas penonton di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) mendapat kecaman dari penonton dan warganet. Peristiwa tersebut terjadi saat laga Persib Bandung melawan PSS Sleman tanggal 28 Oktober.


Seperti dilihat dalam video, seorang steward tengah membungkuk di depan pagar pembatas penonton. Ia terlihat tengah sibuk mencopot bendera Palestina yang terpasang pada pagar.

Belum diketahui pasti siapa sosok yang memasang bendera Palestina di pagar pembatas. Tidak lama berselang, seorang pria yang diduga penonton mendatangi steward tersebut dan terlihat membungkuk sambil menyampaikan sesuatu.

Seorang steward lainnya mendatangi temannya tersebut dan terlihat berbicara dengan pria yang diduga penonton tersebut. Namun tidak terdengar jelas percakapannya.

Di tribun penonton, salah seorang suporter mempertanyakan alasan steward mencopot bendera Palestina. "Om, om, hey naha (kenapa) dicabut, kunaon (kenapa) dicabut," ucap dia.

Salah seorang steward membalas pertanyaan suporter tersebut dengan menunjuk ke arah tribun lainnya. Namun, tidak terdengar ucapan yang dikatakan steward itu.

Suporter pun menanyakan siapa yang memberikan perintah untuk mencopot bendera Palestina. "Saha nu nitah, saha nu nitah (siapa yang suruh, siapa yang suruh)," balas suporter.

"Pasang deui (lagi), pasang deui (lagi)," kata dia.

Steward yang mencopot bendera Palestina langsung berjalan di tribun ke arah suporter yang menanyakan alasan pencopotan bendera Palestina. Ia pun hanya menjawab tidak tahu alasan pencopotan dilakukan.

"Duka, duka (tidak tahu), teu apal (tidak hapal)," kata dia.

Usai video tersebut viral di media sosial, Republika berusaha mengonfirmasi peristiwa itu kepada humas Persib Bandung termasuk kepada Deputi CEO Persib Bandung Teddy Tjahjono. Namun, keduanya tidak merespons konfirmasi yang dilakukan baik lewat telepon atau pesan singkat.

Pada Kamis (2/11/2023) kemarin, official Persib Bandung merilis pernyataan resmi terkait pencopotan bendera Palestina yang viral di media sosial. Seperti dikutip pada Jumat (3/11/2023), manajemen Persib Bandung menegaskan, sebagai klub profesional selalu berkomitmen menghormati dan mematuhi seluruh regulasi yang ditetapkan federasi dan operator kompetisi termasuk regulasi liga I 2023/2024 dan kode disiplin PSSI tahun 2023.

Komitmen mematuhi aturan yang dimaksud adalah pasal 56 regulasi liga I 2023/2024 tentang hal-hal yang menganggu pertandingan. Di poin (c) disebutkan spanduk bertuliskan dan atau menampilkan gambar dengan unsur SARA, politik, provokatif, dan diskriminatif.

Selain itu, pasal 70 kode disiplin PSSI 2023 yang mengatur tanggung jawab terhadap tingkah laku buruk penonton. Dalam poin 1 pasal itu disebutkan salah satu tingkah buruk yang dilakukan penonton dan merupakan pelanggaran disiplin adalah menampilkan slogan berbau keagamaan/religius atau terkait isu politis tertentu.

Dalam bentuk apa pun (secara khusus dengan cara memasang bendera, spanduk, tulisan, atribut, koreo atau sejenisnya) selama pertandingan berlangsung. Kedua peraturan yang dikeluarkan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru tersebut mengacu kepada FIFA Stadium Safety and Security Regulation yang melarang aktivitas yang berhubungan dengan politik atau agama selama pertandingan berlangsung di dalam arena stadion karena bisa dinilai sebagai pelanggaran regulasi kompetisi.

"Persib mengajak semua pihak untuk tidak mengekspresikan sikap politik pribadi atau kelompok saat pertandingan berlangsung di stadion," seperti dikutip dalam laman Persib Bandung.

Persib Bandung bisa menghormati sikap politik pihak mana pun, baik individu maupun kelompok yang sebaiknya dilakukan di luar sepak bola atau stadion. Namun, Persib juga mempunyai komitmen kuat untuk selalu menghormati dan mematuhi regulasi kompetisi.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler