RS Indonesia di Gaza Diserang, Dua Orang Pekerja Meninggal

Dua pekerja di RS Gaza meninggal akibat serangan Israel.

Republika/ Fuji E Permana
Konferensi Pers MER-C Indonesia untuk mengklarifikasi tuduhan Israel terhadap Rumah Sakit (RS) Indonesia di kantor pusat MER-C di Jakarta, Senin (6/11/2023)
Rep: Fuji E Permana Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza Palestina, Dr. Atef al-Kahlout, menyampaikan seruan dari ruang tamu Rumah Indonesia, dari Jantung Rumah Sakit Indonesia yang dibangun dari kerja keras rakyat Indonesia, yang dibangun dari dana rakyat Indonesia.

"Dari jantung target serangan, dari utara Jalur Gaza, kami sampaikan pesan kepada Pemerintah Indonesia," kata Atef al-Kahlout, Senin (6/11/2023) pagi.

Baca Juga


 
Atef al-Kahlout mengatakan, sebagai pembuka, memohon kepada pemerintah Indonesia untuk melakukan tekanan terhadap semua. Di antaranya kepada Amerika, Inggris, Prancis, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan kepada penjajah agar segera menghentikan serangan terhadap Jalur Gaza. Agar menghentikan ancaman mereka untuk menyerang Rumah Sakit Indonesia.

"Kami meminta kepada pemerintah Indonesia untuk menekan penjajah agar menghentikan serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia dan serangan di sekitar Rumah Sakit Indonesia. Rumah Sakit Indonesia sudah diserang dan dibombardir sejak hari pertama yang mengakibatkan dua orang pekerja syahid di dalam Rumah Sakit Indonesia," ujar Atef al-Kahlout.

Atef al-Kahlout mengatakan bahwa pihaknya sangat yakin kepada pemerintah Indonesia akan mampu menekan penjajah untuk menghentikan serangan terhadap rakyat Palestina, terhadap rumah sakit, dan memberikan perlindungan kepada rumah tamu Indonesia. 

Ia menegaskan, di sini dari jantung serangan, dari jantung Rumah Sakit Indonesia, dari jantung perwakilan pemerintah Indonesia, dari rumah tamunya rakyat Indonesia meminta pemerintah agar memberikan perlindungan penuh kepada seluruh pekerja, seluruh pasien dan para pengungsi yang berada di dalam rumah sakit yang jumlahnya sudah mencapai lebih dari 5.000 orang. 

"Meminta kepada pemerintah Indonesia untuk menekan semuanya agar menghentikan serangan kepada rumah sakit Indonesia serta memberikan perlindungan penuh kepada Rumah Sakit Indonesia," kata Atef al-Kahlout.

Atef al-Kahlout mengatakan bahwa sangat yakin pemerintah Indonesia mampu memberikan tekanan kuat kepada PBB, Amerika dan penjajah untuk menghentikan serangan terhadap rumah sakit.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler