Jangan Ragu Boikot Produk Pro Zionis Israel, Begini Dampak Kerugian yang Ditimbulkan  

Boikot produk Israel merupakan jihad ekonomi lawan zionis

boycottzionism.wordpress.com
Boikot kurma Israel/ilustrasi. Boikot produk Israel merupakan jihad ekonomi lawan zionis
Rep: Mabruroh Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Perekonomian Israel sangat bergantung pada perdagangan dan investasi internasional, sehingga rentan terhadap boikot ekonomi internasional. 

Baca Juga


Banyak perusahaan internasional seperti G4S dan HP mengambil keuntungan dari membantu Israel mempertahankan sistem apartheid dan kolonialisme pemukim.

Hubungan ekonomi yang berjalan seperti biasa dengan Israel memberi lampu hijau bagi pelanggaran hukum internasional lebih lanjut. 

Mereka juga memberi pemerintah pendapatan pajak yang digunakan untuk mempertahankan penindasan terhadap warga Palestina.

Dikutip dari web Resmi BDS Movement, gerakan BDS Movement menurut para ahli, sangat berdampak pada perekonomian Israel. 

Menurut penulis laporan PBB, BDS adalah faktor kunci di balik penurunan investasi asing langsung ke Israel sebesar 46 persen pada 2014 dibandingkan 2013. 

Bank Dunia sebagian mengaitkan penurunan sebesar 24 persen impor Palestina dari Israel dengan boikot. Laporan pemerintah Israel dan Rand Corporation memperkirakan bahwa BDS dapat merugikan perekonomian Israel miliaran dolar.

Gerakan BDS juga mampu membuat perusahaan-perusahaan internasional menarik diri dari Israel. Antara lain Veolia, Orange,  G4S, General Mills, dan CRH telah keluar dari pasar Israel, setelah adanya kampanye besar mengenai keterlibatan mereka dalam pelanggaran Israel. 

Veolia menjual bisnisnya di Israel dan mengakhiri perannya dalam proyek infrastruktur untuk pemukiman ilegal Israel, setelah aktivis boikot membujuk dewan lokal untuk membatalkan Veolia dari kontrak publik senilai setidaknya 20 miliar dolar AS.

Investor institusional termasuk Gereja Presbyterian AS dan United Methodist Church (UMC), dana pensiun Belanda PGGM dan pemerintah Norwegia, Luksemburg dan Selandia Baru telah melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan atas peran mereka dalam pelanggaran hukum internasional oleh Israel. 

Baca juga: 10 Peluang Pintu Langit Terbuka Lebar, Doa yang Dipanjatkan Insya Allah Dikabulkan

Bank-bank swasta besar Eropa termasuk Nordea dan Danske Bank serta individu-individu kaya seperti George Soros dan Bill Gates juga telah melakukan divestasi dari target BDS.

Kampanye BDS mempunyai dampak serius terhadap perusahaan-perusahaan Israel. Carmel Agrexco, perusahaan ekspor pertanian terbesar Israel, dilikuidasi setelah kampanye boikot besar-besaran terhadap perusahaan tersebut mendorong petani Israel untuk mengekspor produk mereka melalui perusahaan lain.

SodaStream terpaksa menutup operasinya di permukiman ilegal Israel setelah kampanye BDS menyebabkan pengecer menarik produknya dari rak. SodaStream masih menjadi target boikot atas perannya dalam pembersihan etnis warga Palestina di Naqab (Negev).   

BDS Movement sendiri merupakan...

BDS Movement sendiri merupakan gerakan lokal Palestina yang sudah mendunia, yang sangat concern dalam menyuarakan produk-produk perusahaan yang menyumbang sebagian besar hasilnya untuk pemerintah Israel. 

Dengan kata lain, produk-produk tersebut telah turut serta dalam mempersenjatai Israel dalam melakukan serangan-serangan dan genosida terhadap rakyat Palestina.

Dukungan 

Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrurozi  atau Gus Fahrur, menuturkan, memboikot produk-produk Israel adalah upaya kita dalam mendukung kemerdekaan Palestina yakni dengan cara memberikan tekanan melalui ekonomi Negara apartheid itu.

Memboikot produk Israel, kata Gus Fahrur, artinya umat Muslim berusaha menahan diri untuk tidak membeli produk dari perusahaan yang menjadi donatur bagi kejahatan-kejahatan perang Israel.

“Ya (boikot), ini salah satu upaya untuk mendukung kemerdekaan Palestina dengan jalan damai melalui tekanan ekonomi. Artinya kita menahan diri untuk tidak membeli produk perusahaan yang menjadi donatur penjajahan Israel,” ujar Gus Fahrur.

Apalagi kata dia, jika gerakan boikot ini dilakukan secara masif oleh masyarakat Internasional, tidak hanya Indonesia. Dengan begitu, ekonomi Israel akan tertekan dan Negara apartheid itu mau tunduk pada seruan PBB untuk gencatan senjata. “Kalau masyarakat internasional sepakat melakukan, pasti sangat terasa dampaknya bagi mereka (Israel),” kata Gus Fahrur.

Baca juga:Baca Doa Ini Agar Allah SWT Satukan Kita dengan Orang Saleh dan Penghuni Surga

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad mengecam Israel atas tindakannya yang membombardir rakyat Palestina tanpa jeda. Menurut Dadang, gerakan boikot produk Israel ini memang sudah sepantasnya dan seharusnya dilakukan oleh rakyat Indonesia, sebagai bentuk dukungan dan kepedulian kepada rakyat Palestina.

“Baikot produk Israel sebagai bentuk pelampiasan kemarahan kepada Israel yang menjajah Palestina lebih dari 75 tahun, ditambah kekejaman mereka tanpa prikemanusiaan dan sekarang Israel menghancurkan Gaza dan penduduknya. Israel melakukan Genosida terhadap rakyat Palestina,” tegas Prof Dadang.

 

“Padahal Rakyat Palestina mengadakan perlawanan karena ingin lepas dari penjajahan sebagaimana rakyat Indonesia dulu ingin lepas dari penjajahan Belanda,” tambahnya merespons serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler