Anak-Anak Banyak yang Mager, Ini Cara Membiasakannya Aktif Bergerak
Anak-anak perlu dibiasakan aktif bergerak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menerapkan gaya hidup sehat, termasuk aktif bergerak, dapat dibiasakan kepada anak sedini mungkin. Orang tua punya peran besar dalam hal ini. Menurut survei, banyak orang tua yang ingin melakukannya, tapi belum mengetahui cara yang tepat.
Survei pada 2022 yang digagas jenama kebugaran Life Time menemukan 80 persen orang tua ingin anak-anaknya melakukan lebih banyak aktivitas fisik supaya lebih bugar. Itu adalah hal yang perlu jadi perhatian, sebab bukti lain menunjukkan bahwa di era modern cukup sukar mengajak anak aktif bergerak.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan anak-anak berusia enam hingga 17 tahun berolahraga setidaknya satu jam per hari. Faktanya, hanya sekitar 24 persen anak-anak yang memenuhi pedoman minimal tersebut.
Pola kebugaran anak-anak perlahan-lahan menurun sejak pandemi Covid-19. Padahal, berolahraga sejak usia muda dapat mencegah berbagai gangguan kesehatan, termasuk penyakit jantung, kanker, osteoporosis, gangguan kecemasan, dan fungsi kognitif.
Untuk menanamkan kecintaan anak pada kebiasaan jogging, bersepeda, berenang, dan aktivitas fisik lainnya, orang tua perlu usaha lebih. Berikut hal yang bisa diupayakan orang tua, dikutip dari laman Well and Good, Sabtu (12/11/2023).
1. Menjadi teladan yang baik
Orang tua perlu menjadi teladan yang baik bagi anak-anak dengan memberikan contoh. Psikolog kesehatan klinis, Saran-Nicole Bostan, mengatakan bahwa anak yang melihat orang tuanya rutin berolahraga lebih mungkin terinspirasi untuk ikut aktif bergerak.
Itu karena sebagian besar anak memperoleh perilaku baru melalui observasi dan peniruan. "Anak-anak akan belajar dengan sendirinya ketika diajak menjadi peserta aktif dalam kegiatan olahraga dan merasakan efek sehat dari olahraga," ujar Bostan.
2. Hindari membuat hubungan negatif antara olahraga dan akses gawai
Membatasi waktu layar anak merupakan tantangan bagi banyak orang tua di era modern. Akan tetapi, orang tua disarankan tidak mempertentangkan antara aktivitas layar dengan olahraga fisik.
Bostan menjelaskan, pendekatan yang memosisikan teknologi sebagai hal yang "buruk" dan olahraga sebagai hal yang "baik" justru tidak membuat anak punya kesadaran untuk melakukannya. Tidak mengapa mendorong anak untuk berpartisipasi dalam beragam aktivitas, baik akses gawai maupun aktivitas luar ruang.
3. Rancang aktivitas yang menyenangkan dan fleksibel
Meskipun ada pelajaran berharga dari kompetisi olahraga serius seperti pertandingan bola, bisbol, atau lainnya, orang tua perlu terlebih dahulu memperkenalkan olahraga sebagai kegiatan menyenangkan untuk anak.
Dengan begitu, kecintaan akan terbangun. Dokter anak Sarah Lester menyarankan aktivitas sederhana seperti lompat tali, saling lempar bola, menangkap bendera, atau sekadar mendorong si kecil meniru gerakan.
"Permainan-permainan itu tetap menghasilkan banyak pergerakan," ujar Lester.
4. Jangan memaksakan apa pun
Molly Prospect, pelari yang berasal Hartford, Connecticut, AS, yang juga merupakan ibu satu anak punya cara agar putranya menikmati waktu olahraga bersamanya. Caranya ialah dengan memperkenalkan anak pada suatu aktivitas dan melihat bagaimana responsnya.
Meski Prospect adalah seorang pelari, tapi dia tidak memaksakan agar anaknya menjadi pelari juga. Saat dia melakukan rutinitas berlari yang biasa, Prospect mengajak putranya ikut, tapi untuk bersenang-senang, seperti mengajak anjing jalan-jalan dan bermain di taman.