Tim Medis tak Berdaya Melihat Hewan Liar Memakan Jenazah Warga Palestina

Siapa pun yang mencoba menguburkan jenazah berisiko ditembak tentara Israel.

Fadi Majed via AP
Jenazah yang tergeletak di luar rumah sakit Indonesia setelah serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabaliya di pinggiran Kota Gaza, Selasa, (31/10/2023).
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Jenazah warga Palestina menumpuk di sekitar rumah sakit Al Shifa di Kota Gaza. Para dokter memilih menyimpan jenazah di halaman rumah sakit tersebut karena siapa pun yang mencoba menguburkan mereka berisiko ditembak tentara Israel.

Para saksi mata di lokasi tersebut, dalam laporan Middle East Eye, Selasa (14/11/2023), melukiskan pemandangan tersebut di fasilitas medis terbesar di wilayah Palestina yang terkepung. RS Al Shifa Dikepung oleh pasukan Israel yang tidak mengizinkan siapa pun masuk atau keluar dari gedungnya.

Warga Palestina mengatakan tank, pesawat tempur, dan penembak jitu (sniper) Israel yang mengelilingi rumah sakit tersebut telah mengadopsi kebijakan tembak untuk membunuh dan tidak membeda-bedakan antara petugas medis, warga Palestina yang terluka, maupun mereka yang mencari perlindungan di dalam tembok rumah sakit.

Baca Juga


BACA JUGA: Doa Qunut Nazilah untuk Warga Palestina yang Berada dalam Peperangan

Mustafa Sarsour adalah salah satu jurnalis terakhir yang tersisa di Al Shifa. Dia menggambarkan para dokter meninggalkan jenazah di halaman rumah sakit agar tidak membusuk di dalam. Tidak ada listrik untuk lemari es untuk menyimpan jenazah dan akses listrik secara fungsional tidak ada.

Dia memperkirakan ada 100 jenazah yang tersisa di bawah kekuasaan alam dan hewan liar. "Anjing-anjing liar dan hewan-hewan lainnya menggigit dan memakan jenazah-jenazah tersebut," katanya kepada Middle East Eye, seraya menambahkan ia dan rekan-rekannya di al-Shifa tidak berdaya untuk campur tangan.

Tidak hanya itu, Sarsour juga melihat...

Tidak hanya itu, Sarsour juga melihat hewan liar tersebut makan, tetapi tidak ada yang bisa bergerak karena penembak jitu dan quadcopter Israel menembak siapa pun yang keluar dari gedung rumah sakit. Dia menggambarkan kengerian menyaksikan orang-orang di dalam rumah sakit melihat jenazah kerabat mereka dinodai.

Dalam salah satu kasus, ia menceritakan seorang wanita menyaksikan tubuh saudara laki-lakinya dianiaya oleh anjing jalanan. "Itu sangat mengerikan saat dia menonton, tidak bisa bergerak atau melakukan apa pun," tuturnya.

Pada 9 Oktober, Israel memberlakukan pengepungan penuh terhadap Gaza dan memutus aliran listrik, pasokan bahan bakar, air dan makanan. Ini berarti pembangkit listrik yang menjalankan rumah sakit, termasuk al-Shifa, telah dimatikan sepenuhnya.

Di unit perawatan intensif, yang mengandalkan aliran listrik terus-menerus agar inkubator dan peralatan medis lainnya dapat bekerja, banyak orang meninggal, termasuk bayi yang prematur.

Public figure yang ikut Aksi Bela Palestina di Monas, Jakarta, pada Ahad (5/11/2023). - (Dok. Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler