Beda dengan Anggapan Selama Ini, Ukuran Matahari Ternyata Lebih Kecil?
Peneliti memanfaatkan osilasi gelombang matahari untuk mengukur besaran bintang ini.
REPUBLIKA.CO.ID, SEATTLE — Berbeda dengan persepsi kita selama ini tentang matahari, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ukuran sebenarnya dari bintang pusat tata surya ini mungkin lebih kecil daripada perkiraan sebelumnya.
Sebagian besar penelitian terkait dengan ukuran matahari menggunakan metode gerhana matahari total, di mana sebagian besar cahaya matahari diblokir untuk memungkinkan pengamatan korona atau atmosfer luar.
Metode ini telah menetapkan radius matahari sekitar 432.468 mil (695.990 kilometer) dan dianggap sebagai standar sejak tahun 1970-an. Namun, penelitian baru dilakukan menggunakan metode yang lebih tepat dan perinci untuk memahami fisika dan atmosfer matahari.
Para peneliti memanfaatkan osilasi gelombang matahari, khususnya mode-p, yang telah diketahui memberikan pengukuran yang lebih akurat dibandingkan metode tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radius matahari sekitar 432.337,6 mil (695.780 km), sedikit lebih kecil daripada yang diterima secara umum. Diameternya diperkirakan sekitar 864.675,3 mil (1.391.560 kilometer).
Hasil penelitian belum ditinjau oleh rekan sejawat, tapi diunggah di database pra-cetak fisika arXiv pada 17 Oktober. Penemuan ini mengonfirmasi hasil penelitian pada 1990-an yang menyatakan bahwa ukuran matahari mungkin lebih kecil sekitar 0,03 persen hingga 0,07 persen dari perkiraan sebelumnya.
Meskipun perbedaannya hanya sebesar sepersekian persen, temuan ini memiliki implikasi signifikan. Osilasi dan gelombang yang diukur memberikan informasi tentang reaksi nuklir, komposisi kimia, dan struktur dasar matahari. Kesalahan dalam menetapkan radius dapat mengarah pada kesimpulan yang keliru tentang elemen-elemen struktur internal matahari.
Seorang profesor astrofisika di Universitas Birmingham, William Chaplin, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyoroti pentingnya pemahaman yang akurat tentang matahari. “Tanpa radius yang tepat, ada potensi untuk mencapai kesimpulan yang menyesatkan tentang elemen halus struktur internal matahari," kata Chaplin, dilansir Live Science, Rabu (15/11/2023).
Bukan hanya karena sebagai sumber cahaya dan panas, melainkan juga karena badai magnetik dari permukaannya dapat memengaruhi telekomunikasi di Bumi. Penelitian ini mencatat bahwa pemahaman yang akurat tentang ukuran matahari akan mendukung proyek-proyek eksplorasi seperti Parker Solar Probe milik NASA dan Solar Orbiter milik Badan Antariksa Eropa.
Parker Solar Probe, yang berada tujuh kali lebih dekat ke matahari dari pesawat luar angkasa lainnya, bertujuan untuk memahami angin matahari yang memengaruhi atmosfer bumi. Solar Orbiter sendiri sedang menyelidiki angin matahari dan akan memberikan gambar jarak dekat pertama dari wilayah kutub matahari.