Hamas Siap Meladeni Perang Panjang dengan Israel

Jika musuh menginginkan pertempuran yang panjang, kapasitas Hamas lebih panjang

EPA-EFE/HANNIBAL HANSCHKE
Tentara Ziones Israel menembakkan howitzer 155 mm di lokasi yang dirahasiakan dekat perbatasan dengan Gaza, Israel selatan, Selasa (31/10/2023).
Rep: Amri Amrullah  Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --- Kepala biro politik Hamas mengatakan pada Kamis (16/11/2023), pasukan perlawanan di Jalur Gaza siap untuk meladeni perang berkepanjangan dengan tentara Israel.

Dalam sebuah pidato yang direkam, Ismail Haniyeh memuji ketahanan rakyat Palestina dan koordinasi faksi-faksi perlawanan "untuk membubarkan kemampuan tentara Israel dan melemahkannya di berbagai bidang."

"Jika musuh menginginkan pertempuran yang panjang, kapasitas kita lebih panjang dari musuh kita," katanya.

Dia menyoroti "kemenangan yang diraih oleh anggota perlawanan di lapangan di Jalur Gaza," dan menambahkan "para pahlawan perlawanan sedang menulis halaman-halaman kemuliaan di Gaza, sebanding dengan rekan-rekan mereka dalam hal kepahlawanan, keberanian, dan keberanian, memberikan pukulan yang menyakitkan bagi tentara musuh kita dan kendaraan-kendaraan mereka."

"Dunia akan menyaksikan Brigade Al-Qassam dan faksi-faksi perlawanan mengalahkan penjajah Israel di Gaza, seperti yang mereka lakukan 18 tahun yang lalu," katanya, mengacu pada pelepasan Israel dari Gaza pada tahun 2005.

"Mereka tidak akan menuai apa-apa selain kegagalan, kekecewaan dan kekalahan."

Haniyeh menganggap "penduduk Gaza dan perlawanan telah menggagalkan tujuan dan rencana musuh untuk mengungsikan atau mendapatkan kembali sandera secara paksa."

Dalam catatan lain, ia menyerukan pelaksanaan resolusi KTT darurat Arab-Islam yang diadakan di ibukota Saudi, Riyadh, beberapa hari yang lalu, terutama yang terkait dengan "segera menghentikan agresi, mencabut pengepungan di Gaza, melindungi tempat-tempat suci, dan mewujudkan aspirasi rakyat kami untuk bebas, kembali, dan merdeka."

Ia juga menekankan pentingnya "segera dibentuknya komite yang terdiri dari beberapa negara yang bertugas memantau pelaksanaan keputusan yang dikeluarkan oleh KTT tersebut." 

Baca Juga


 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler