IAEA Kembali Minta Israel Gabung Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir
Perjanjian itu untuk mencegah penyebaran senjata nuklir
REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi mengulangi seruan kepada semua negara di Timur Tengah, termasuk Israel, untuk bergabung dalam Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).
Berbicara kepada wartawan di Wina, Rabu (22/11/2023), Grossi mendesak semua negara untuk bergabung dengan NPT, yang bertujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan teknologi senjata.
"Ada pendekatan yang diterima secara luas di seluruh dunia bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan. Oleh karena itu, perang semacam itu tidak boleh terjadi," kata Grossi.
Ketika ditanya mengenai pernyataan menteri Israel tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir di Gaza, dia menegaskan, hal itu tidak dapat diterima.
"Pernyataan yang tidak bertanggung jawab mengenai penggunaan senjata nuklir sama sekali tidak dapat diterima," ujar Grossi.
Grossi juga mengingatkan bahwa Majelis Umum IAEA, dewan direksi, dan dirinya telah berulang kali menyerukan kepada seluruh negara di Timur Tengah, termasuk Israel, untuk bergabung dengan NPT dan membuka semua fasilitas nuklir mereka untuk inspeksi nuklir yang menyeluruh.
Dalam sebuah wawancara pada awal November, Menteri Pusaka Israel Amichai Eliyahu mengatakan salah satu pilihan Israel dalam perang di Gaza adalah menjatuhkan bom nuklir.
Pernyataan itu ditanggapi Menteri Luar Negeri Palestina Riad al-Maliki dengan mengajukan surat resmi kepada IAEA atas ancaman menteri Israel untuk menjatuhkan bom nuklir di Gaza.