PM Belgia Serukan Israel Berhenti Serang Warga Sipil

Israel harus lebih banyak upaya untuk mencegah jatuhnya jatuhnya korban sipil

AP/John Thys/Pool AFP
Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo menyatakan bahwa Israel harus mengerahkan lebih banyak upaya untuk menghentikan dan mencegah jatuhnya korban sipil di Gaza.
Rep: Amri Amrullah  Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo menyatakan bahwa Israel harus mengerahkan lebih banyak upaya untuk menghentikan dan mencegah jatuhnya korban sipil di Gaza.

Hal itu ia sampaikan, dalam kunjungannya ke Israel bersama Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez untuk bertemu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. De Croo menekankan pentingnya mencapai konsensus gencatan senjata agar bantuan kemanusiaan dapat mencapai Gaza.

De Croo menyoroti situasi yang mengerikan bagi jutaan orang dan kebutuhan mendesak untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan. "Kami percaya bahwa setiap orang di Israel harus menghormati hukum kemanusiaan internasional. Sebagai negara demokratis, standar kita harus tinggi," katanya.

"Kita harus melakukan segalanya untuk mencegah pembunuhan warga sipil tak berdosa di kedua belah pihak dan menerapkan hukum humaniter internasional."

De Croo kemudian mengatakan kepada para wartawan bahwa mereka telah melakukan diskusi yang "sangat terbuka" dengan Netanyahu. Ia menekankan bahwa mereka tidak ingin ada 10.000 orang lagi yang tewas. 

"Israel harus berbuat lebih banyak untuk mencegah jatuhnya korban sipil," ujar De Croo.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo, keduanya akan memimpin kepresidenan Uni Eropa. Mereka yang akan mengambil alih kepresidenan Uni Eropa pada 1 Januari, mengunjungi Israel sebagai bagian dari upaya untuk menemukan solusi bagi situasi di Gaza dan masalah Israel-Palestina.

Setelah pembicaraan mereka di Israel, Sanchez dan De Croo berencana untuk mengunjungi Palestina untuk bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang dilanjutkan dengan kunjungan ke Mesir.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler