Gedung Putih Yakin Warga AS akan Dibebaskan Hamas
Sullivan menolak untuk memberikan identitas sandera yang mungkin akan dibebaskan
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan ada "alasan untuk yakin" warga negara Amerika Serikat (AS) yang ikut disandera Hamas akan dibebaskan.
"Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa salah satu dari warga AS itu akan dibebaskan hari ini," kata Sullivan dalam acara "Meet the Press" di NBC, Ahad (26/11/2023).
Sullivan menolak untuk memberikan identitas sandera yang mungkin akan dibebaskan. Ketika ditanya apakah sandera tersebut adalah seorang anak perempuan berusia 4 tahun yang orangtuanya terbunuh, ia mengatakan: "Kami tahu siapa dia, tapi saya tidak bisa memastikannya."
Jaringan televisi AS, Fox News, melaporkan Abigail Edan, seorang warga negara AS berusia 4 tahun, diperkirakan akan dibebaskan. Fox News melaporkan sebuah "sumber resmi" mengkonfirmasi Edan diperkirakan akan dibebaskan, stasiun televisi itu namun tidak menyebutkan nama sumbernya.
Kepada CBS News, Sullivan mengatakan Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan akan mengadakan pembicaraan.
Israel dan Hamas sepakat untuk menukar 50 sandera yang ditahan kelompok perjuangan Palestina itu dengan 150 tahanan di penjara-penjara Israel dalam periode gencatan senjata selama empat hari.
Sejauh ini, Hamas telah membebaskan 26 warga Israel dan empat warga Thailand yang mereka tahan sebagai sandera. Sementara Israel telah membebaskan 78 warga Palestina.
Mesir, yang membantu memediasi kesepakatan tersebut, mengatakan mereka telah menerima daftar 13 warga Israel dan 39 warga Palestina yang dijadwalkan untuk pembebasan ketiga.
Gencatan senjata ini merupakan jeda pertama dalam konflik yang dimulai pada 7 Oktober lalu. Israel mengatakan serangan itu Hamas membunuh 1.200 orang warganya dan menyandera sekitar 240 orang.
Menanggapi serangan itu, Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas yang menguasai Gaza, membombardir daerah kantong tersebut dan melancarkan serangan darat di utara. Otoritas kesehatan Palestina mengatakan serangan Israel menewaskan sekitar 14.800 orang, sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.