Alasan Polisi Tetap Usut Kasus Rocky Gerung Meski PDIP Cabut Laporan
Polisi tetap melanjutkan kasus Rocky Gerung karena dinilai bukan delik aduan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi memastikan bakal tetap mengusut kasus dugaan ujaran kebencian dan penyebaran hoaks dengan terlapor Rocky Gerung meski pelapor mencabut laporannya. Hal itu dilakukan lantaran laporan tersebut bukan delik aduan. Sehingga penyidikan kasus yang sempat viral di media sosial tersebut tetap dilanjutkan.
"Penyidikan tetap jalan. Alasan penyidik karena ini bukan delik aduan," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan saat dikonfirmasi, Kamis (30/11/2023).
Dalam kasus ini, sebanyak 26 laporan atas Rocky Gerung yang mengkritisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan menggunakan kata 'bajingan' dan 'tolol' yang diterima Mabes Polri hingga jajaran Polda wilayah. Namun saat ini sudah ada beberapa laporan tersebut yang dicabut oleh pelapornya.
"Ada 26 LP dan ada beberapa LP yang dicabut," kata Ramadhan.
Salah satu laporan yang dicabut adalah milik perwakilan Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat atau BBHAR DPP PDIP, Johannws Oberlin L Tobing. Pelapor melaporkan Rocky Gerung Rocky ke Bareskrim Polri pada Agustus 2023 lalu. Namun kemudian ia memutuskan mencabut laporan tersebut, karena menganggap apa yang disampaikan oleh Rocky Gerung terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi) benar apa adanya.
"Saya putuskan untuk mencabut laporan, apa yang disampaikan Saudara Rocky Gerung saya pikir lama-lama jadi benar juga. Setelah saya timbang dengan jernih, akhir-akhir ini saya melihat Presiden Jokowi sudah berubah," terang Johannes kepada awak media.
Kasus ini bermula dari sebuah penggalan video yang memperlihatkan Rocky Gerung yang disebut menghina Presiden Joko Widodo viral di media sosial. Dalam rekaman itu, Rocky Gerung menyebut Jokowi hanya memikirkan kepentingan sendiri di penghujung masa jabatannya sebagai Presiden. Kemudian oleh pelapor, Rocky Gerung disebut melontakan kata-kata kasar yang menghina Presiden Joko Widodo.
“Kalau enggak jadi presiden nanti dia akan jadi rakyat biasa, tapi ambisi Jokowi akan mempertahankan legasinya. Dia pergi ke China untuk tawarkan IKN, dia mondar-mandir dari satu koalisi ke koalisi lain untuk mencari kejelasan dirinya,” kata Rocky Gerung.