Pakar: Digitalisasi Sistem Pembayaran Tingkatkan Iklim Investasi

BSPI 2025 merupakan arah kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia.

Republika/Thoudy Badai
Jurnalis mendengarkan paparan dari Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah. Republika/Thoudy Badai
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar ekonomi yang juga Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan percepatan digitalisasi sistem pembayaran meningkatkan iklim investasi di Tanah Air.

"Memang pada gilirannya bisa meningkatkan iklim investasi dan produktivitas sehingga bisa membantu pertumbuhan ekonomi yang lebih baik," kata Piter kepada ANTARA di Jakarta, Senin (4/12/2023).

Piter menuturkan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran berdampak kepada penciptaan sistem pembayaran yang cepat dan aman. Dengan demikian, transaksi ekonomi dan keuangan akan lebih efisien dan mudah.

Lebih lanjut digitalisasi sistem pembayaran juga mendukung produktivitas dan inklusivitas ekonomi sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Sementara itu, inisiatif pembayaran digital Bank Indonesia (BI) bersama industri nasional sebagai tindak lanjut Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 antara lain QRIS, BI-FAST dan SNAP menjadi upaya penting dalam memperluas akses pembayaran bagi masyarakat.

BSPI 2025 merupakan arah kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia untuk menavigasi peran industri sistem pembayaran di era ekonomi dan keuangan digital.

BI mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi, salah satunya dengan menargetkan 45 juta pengguna QR Indonesian Standard (QRIS) pada 2023.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Aida S Budiman mengatakan digitalisasi sistem pembayaran Indonesia yang didukung inisiatif BSPI 2025 menjadi game changer untuk upaya pulih bersama dan membangun ekonomi berkelanjutan, sehingga manfaatnya dirasakan bagi setiap lapisan masyarakat.

Ia menuturkan BI memberikan tiga komitmen untuk mengakselerasi ekonomi digital dan ekosistem keuangan terintegrasi yakni, reformasi regulasi untuk mempercepat konsolidasi atas industri pembayaran yang sehat, kompetitif dan inovatif; mengembangkan infrastruktur pembayaran yang sarat akan interopabilitas, interkoneksi, dan intergrasi; serta mengembangkan praktik pasar yang aman, efisien, dan seimbang.

Selain itu, Bank Indonesia mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi, salah satunya dengan menargetkan 45 juta pengguna QR Indonesian Standard (QRIS) pada 2023.

Baca Juga


sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler