Gunung Marapi Meletus, Kisah Gunung Bertasbih Bersama Nabi Daud Alaihissalam
Ketaatan Nabi Daud bagai gunung-gunung yang taat kepada ketentuan Allah SWT.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dikisahkan gema tasbih Nabi Daud Alaihissalam membuat burung-burung berhenti dan berkumpul mendengar kemerduannya. Gunung-gunung bertasbih bersamanya.
Alquran juga menggambarkan ketaatan Nabi Daud bagai gunung-gunung yang taat kepada ketentuan Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam tafsir Surah Sad Ayat 18, 19, dan 20.
Allah SWT berfirman:
اِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهٗ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْاِشْرَاقِۙ
وَالطَّيْرَمَحْشُوْرَةً ۗ كُلٌّ لَّهٗٓ اَوَّابٌ
وَشَدَدْنَا مُلْكَهٗ وَاٰتَيْنٰهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطَابِ
"Sesungguhnya Kami telah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Nabi Daud) pada waktu petang dan pagi. (Kami menundukkan pula) burung-burung dalam keadaan berkumpul. Masing-masing sangat patuh kepadanya (Nabi Daud). Kami menguatkan kerajaannya serta menganugerahkan hikmah (kenabian) kepadanya dan kemampuan dalam menyelesaikan perkara." (QS Sad: 18-20)
Pada ayat-ayat ini, Tafsir Kementerian Agama menerangkan bahwa Allah menyebutkan beberapa kenikmatan yang telah diberikan kepada Nabi Daud. Pertama, Allah telah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama-sama Nabi Daud di waktu petang dan pagi. Ungkapan seperti ini mengandung pengertian bahwa Nabi Daud selalu taat beribadah kepada Allah.
Nabi Daud selalu bertasbih, memuji kebesaran-Nya pagi dan petang. Allah menyamakan ketaatan Nabi Daud ini dengan ketaatan gunung-gunung untuk menunjukkan betapa dalam ketaatan Nabi Daud. Adapun tentang ketaatan gunung bertasbih itu adalah dalam kenyataan bahwa gunung-gunung itu mengikuti sunah Allah yang tidak berubah-ubah, yang sudah barang tentu lain dengan taatnya manusia.
Allah berfirman, "Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka." (QS Al-Isra': 44)
Ketaatan gunung pada Allah...
Ketaatan Gunung kepada Allah SWT
Apabila seseorang memperhatikan dengan cermat arti dan kegunaan penciptaan gunung untuk manusia, serta memperhatikan pula fungsinya sebaik-baiknya, maka ia akan mengetahui bahwa gunung itu merupakan salah satu penyebab turunnya hujan, yang memberi kehidupan bagi manusia. Ia juga sebagai media penyimpan air di musim penghujan, yang dialirkannya di musim kemarau, serta mineral yang dimuntahkannya menjadi penyubur tanah pertanian.
Demikian pula dalam perut gunung terdapat segala macam barang tambang yang sangat diperlukan untuk kepentingan perlengkapan hidup manusia. Gunung-gunung itu menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya dan tidak pernah keluar dari ketentuan yang berlaku.
Allah selanjutnya menjelaskan Dia menundukkan pula burung-burung yang selalu bertasbih kepada-Nya bersama Nabi Daud. Ungkapan serupa ini mengandung pengertian betapa indahnya suara Nabi Daud pada saat membaca kitab Zabur, sehingga seolah-olah getaran suaranya dapat menawan burung-burung yang sedang beterbangan di angkasa.
Digambarkan seolah-olah burung-burung yang sedang terbang itu terhenti di udara karena mendengar suara Nabi Daud yang sedang bertasbih, dan ikut pula bertasbih bersama-sama dengannya. Tasbih burung-burung tidak sama dengan tasbih manusia.
Burung-burung mempunyai cara tersendiri di dalam menyatakan keagungan Allah. Sesudah itu Allah menegaskan bahwa masing-masing makhluk yang disebutkan tadi, yaitu gunung dan burung tunduk, takluk dan jinak patuh pada ketentuan Allah untuk kepentingan umat manusia.
Pada ayat ini terdapat sindiran bagi...
Pada ayat ini terdapat sindiran bagi orang-orang musyrik Makkah, pertama bahwa apabila gunung dan burung yang diciptakan tidak berakal itu selalu menaati ketentuan-ketentuan Allah, maka seharusnyalah mereka yang diciptakan sebagai makhluk yang lebih sempurna dan dilengkapi dengan akal lebih taat kepada hukum-hukum Allah. Apabila terjadi sebaliknya, berarti telah terjadi sesuatu yang tidak wajar pada diri mereka.
Kedua, Allah telah menguatkan kerajaan Nabi Daud dengan tentara yang banyak, harta kekayaan yang melimpah ruah, pribadi yang sangat disegani, dan kemahiran dalam mengatur siasat perang sehingga selalu meraih kemenangan. Ketiga, Allah telah menganugerahkan kepadanya hikmah. Yang dimaksud hikmah dalam ayat ini adalah kenabian, kesempurnaan ilmu, dan ketelitian dalam melaksanakan amal perbuatan, serta pemahaman yang tepat.
Di antara ilmu pengetahuan yang diberikan Allah kepada Nabi Daud, seperti disebutkan dalam firman Allah, "Dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS Saba' Ayat 10-11)
Sedang yang dimaksud ketelitiannya dalam melaksanakan amal perbuatan adalah dia tidak mau memulai sesuatu perbuatan, terkecuali ia mengetahui sebab apa dan untuk apa amal perbuatan itu dilakukan. Keempat, Allah telah menganugerahkan kepadanya kebijakan dalam menyelesaikan perselisihan.
Dalam menyelesaikan persengketaan ia selalu memeriksa pihak-pihak berdasarkan bukti-bukti yang meyakinkan jauh dari sifat-sifat berat sebelah, dan bersih dari pengaruh hawa nafsu. Untuk mencari keyakinan yang sebenar-benarnya yang dapat dijadikan landasan yang tepat dalam memutuskan perkara memerlukan ilmu pengetahuan yang luas, sikap yang lemah-lembut, menguasai persoalan yang dipersengketakan, dan kesabaran yang kuat.