Kehebatan Nyamuk yang Diabadikan Alquran, Tumbangkan Kesombongan Raja Namrud
Nyamuk merupakan salah satu hewan yang disebutkan Alquran
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Nyamuk sering dianggap remeh oleh manusia. Padahal bagi manusia yang mau berpikir dan meneliti tentang nyamuk, niscaya akan menemukan tanda-tanda kekuasaan dan keagungan Allah SWT.
Dalam sejarah, hewan kecil ini bahkan tercatat pernah menjadi sebab jatuhnya kedigdayaan Raja Namrud yang zalim ketika masa nnabi Ibrahim alaihissalam.
Raja Namrud adalah raja Babilonia yang sangat diktator. Ia begitu digdaya pada masanya karena memiliki kerajaan yang besar dan pasukan yang banyak hingga kerajaan-kerajaan lain tak ada yang berani menyerangnya.
Sebagian sejarawan menyebut Namrud adalah sebagai gelar bagi raja-raja Babilonia kala itu sebagaimana gelar Firaun bagi raja-raja Mesir kuno.
Sementara raja Namrud dan nasabnya pada masa nabi Ibrahim sendiri banyak perdebatan di antara para sejarawan. Ada yang menyebut raja Namrud pada masa Nabi Ibrahim adalah Namrud bin Ka’nan bin Ham bin Nuh, ada yang menyebut namanya adalah Namrud bin Kush bin Kan’an bin Nuh, ada yang menyebut Namrud bin Mas, dan Namrud bin Sinjar.
Raja Namrud tak hanya berlaku zalim terhadap rakyatnya, ia juga mengaku sebagai Tuhan dan menyiksa siapa saja yang tak mau mentaatinya. Itulah yang dialami Nnabi Ibrahim alaihissalam yang menyeru kepada raja Namrud bertobat dan mengikuti risalah yang dibawanya sehingga Nabi Ibrahim dibakar hidup-hidup ke dalam api yang membara.
Meski begitu Allah ta'ala menyelamatkan nabi Ibrahim sehingga kobaran api itu menjadi dingin dan tidak membakar dan melukai nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim berkali-kali menyerukan kepada Raja Namrud akan kebenaran risalah yang dibawanya yakni untuk menyembah Allah Ta'ala dan mengakui kenabian dan kerasulan Nabi Ibrahim.
Tapi Namrud berkali-kali menolak dengan keras bahkan ia menantang Allah ta'ala untuk melawan kekuasanya. Ia begitu sombong merasa kedigdayaan kerajaannya tak akan runtuh dan tak ada satupun yang bisa mengalahkannya.
Baca juga: Pesan Rasulullah SAW: Jangan Pernah Tinggalkan Sholat 5 Waktu
Ajen Dinawati dalam bukunya berjudul Kisah Nabi Ibrahim yang diterbitkan Wahyu Media menjelaskan bahwa Raja Namrud muak dengan Ibrahim yang selalu menyeru untuk beriman kepada Allah SWT.
Lalu ia menantang agar Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT agar melawan pasukannya. Seketika itu awan berubah kelam, tiba-tiba datang beribu-ribu kawanan nyamuk menyerang pasukan Namrud.
Kaserun AS Rahman dalam bukunya...
Kaserun AS Rahman dalam bukunya 40 Kisah Akhir Hidup Kezaliman Makhluk-makhluk Allah yang diterbitkan Lentera Hati Group menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan malaikat untuk membuka pintu yang menjadi jalan bagi datangnya nyamuk-nyamuk. Ketika matahari terbit, maka matahari itu tidak nampak dan tidak menerangi bumi karena tertutup oleh jutaan nyamuk yang berterbangan.
“Allah mengirim nyamuk-nyamuk tersebut untuk menyerbu pasukan Namrud. Nyamuk itu pun segera menggigit kulit, hingga tembus ke dalam daging dan menghisap darah mereka. Akhirnya seluruh daging dan darah mereka habis, hanya tinggal tulang belulang,” (40 Kisah Akhir Hidup Kezaliman Makhluk-makhluk Allah karya Kaserun AS Rahman, Lentera Hati Group 2015, halaman 23)
Sementara raja amud sendiri tidak seketika mati saat itu. Allah Ta'ala terlebih dulu menyiksanya dengan mengirimkan nyamuk yang masuk ke lubang hidungnya. Nyamuk itu pun masuk ke lubang hidung Namrud dan tinggal di sana.
Selama masa ini, Namrud hidup seperti orang yang tidak waras. Setiap hari ia memukuli kepalanya sendiri karena sakit akibat nyamuk yang bersarang di dalam kepalanya.
Ibnu Katsir dalam Qashash Al Anbiya' yang diterjemahkan dalam buku Kisah Para Nabi oleh Dudi Rosyadi dan diterbitkan Pustaka Al Kautsar pada 2011 halaman 235 menjelaskan bahwa Allah Ta'ala mengurus nyamuk masuk ke istana Raja Namrud.
Lalu nyamuk itu masuk ke dalam hidung sang raja dan tinggal di sana selama empat ratus tahun. Selama empat ratus tahun itu, raja Namrud selalu memukuli kepalanya dengan tongkat yang terbuat dari besi agar nyamuk itu dapat keluar, hingga ia biasa oleh seekor nyamuk kecil.
Sebelum Namrud tewas mengenaskan, Nabi Ibrahim masih berkali-kali menjenguknya untuk mengajaknya bertobat. Tapi Namrud tetap keras kepala hingga ia tewas.
“Nabi Ibrahim sudah berkali-kali mengunjungi Namrud, tapi tetap saja kesombongan itu tidak luntur dan masih mengaku diri sebagai Tuhan. Pada akhirnya, Namrud meminta seseorang untuk memukulkan sebatang besi besar ke kepalanya agar sakitnya hilang. Namrud memerintahkan suruhannya untuk memberi pukulan terkeras,” (Lihat Samudra Hikmah Ali bin Abi Thalib karya Latifatul Umamah penerbit Laksana pada 2019 halaman 35)
Baca juga: Dua Surat Alquran Dibuka dengan Kata Tabarak, Ini Rahasianya yang Agung
Demikianlah balasan yang setimpal atas manusia yang mengklaim sebagai Tuhan. Allah menimpakan azab kepadanya dengan perantara makhluk yang sangat kecil. Nyamuk masuk ke lubang hidung dan bersarang di kepalanya yang menjadi simbol kehormatan baginya yang selalu sombong dan merasa paling berkuasa.
Allah SWT memberikan argumentasi..
Allah SWT memberikan argumentasi kepada orang-orang kafir termasuk Yahudi dengan berbagai perkara, termasuk nyamuk.
Seringkali manusia tak memperhatikan hal-hal yang kecil padahal pada perkara yang kecil itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan hikmah bagi orang-orang yang berpikir. Nyamuk, adalah salah satu makhluk Allah ta'ala yang kecil. Allah SWT berfirman:
۞ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسْتَحْيٖٓ اَنْ يَّضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۚ وَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَيَقُوْلُوْنَ مَاذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِهٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهٖ كَثِيْرًا وَّيَهْدِيْ بِهٖ كَثِيْرًا ۗ وَمَا يُضِلُّ بِهٖٓ اِلَّا الْفٰسِقِيْنَۙ
“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil daripada itu.Adapun orang-orang yang beriman mengetahui bahwa itu kebenaran dari Tuhannya. Akan tetapi, orang-orang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang disesatkan-Nya. Dengan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Namun, tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu, selain orang-orang fasik.” (QS al-Baqarah ayat 26).
Menurut Ibnu Abbas, ayat 26 surat Al Baqarah diturunkan berhubungan dengan tuduhan orang Yahudi bahwa perumpamaan yang ada dalam Alquran itu tidak mempunyai nilai yang berarti, karena dalam perumpamaan itu disebut sesuatu yang tidak berarti bahkan termasuk binatang kecil lagi hina, seperti zubab yang berarti lalat (al-Hajj ayat 73) dan ankabut yang berarti laba-laba (al-‘Ankabut ayat 41).
Tetapi seandainya orang Yahudi itu mengetahui maksud perumpamaan itu, tentu mereka akan menyatakan bahwa perumpamaan-perumpamaan yang ada dalam Alquran merupakan perumpamaan yang tepat dan benar seperti pada al-Ankabut ayat 41:
مَثَلُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْلِيَاۤءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوْتِۚ اِتَّخَذَتْ بَيْتًاۗ وَاِنَّ اَوْهَنَ الْبُيُوْتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَببُوْتِۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ ٤١ (العنكبوت)
Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahui.” (QS al-Ankabut 41)
Pada ayat ini orang musyrik disamakan dengan laba-laba, iman mereka terhadap apa yang mereka sembah disamakan dengan sarang laba-laba yang rapuh yang mereka jadikan sebagai tempat berlindung dari segala bahaya. Padahal sedikit saja kena angin sarang itu akan rusak dan hancur.
Dalam membuat perumpamaan bagi Allah SWT tidak ada perbedaan antara yang kecil dan besar, hina dan murka, semua adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Yang penting ialah perumpamaan itu mencapai tujuannya. Dengan turunnya ayat ini, ternyata tuduhan orang Yahudi itu tidak mempunyai alasan yang kuat.
Adapun orang-orang mukmin hati mereka telah dipenuhi taufik dan hidayah Allah SWT dan mereka mengetahui bahwa perumpamaan-perumpamaan itu adalah dari Allah SWT, tetapi orang-orang kafir mengingkarinya bahkan mereka tercengang mendengar perumpamaan-perumpamaan itu, orang-orang kafir dan munafik itu bertambah sombong dan ingkar karenanya.
Allah menyesatkan orang-orang kafir dan munafik dengan membiarkan mereka memilih jalan kesesatan sesudah diterangkan kepada mereka jalan kebenaran.
Oleh karena mereka ingkar dan tidak mau memahami dan memikirkan petunjuk-petunjuk Allah SWT, mereka mengikuti jalan-jalan yang tidak diridai-Nya. Akibatnya mereka ditimpa azab yang pedih, karena kefasikan mereka.
Baca juga: Heboh Wolbachia, Ini Tafsir dan Rahasia Nyamuk yang Diabadikan Alquran Surat Al-Baqarah
Orang-orang yang tidak menggunakan pikiran dan ilmu pengetahuan terhadap perumpamaan yang diberikan Allah SWT, mereka menghadapinya dengan angkuh yang menyebabkan mereka bertambah sesat.
Mereka tidak mendapat petunjuk dan menjadi sesat karena kefasikannya. Sebaliknya, orang-orang yang iman di dalam hatinya, mempergunakan akal dan pikirannya, akan mendapat petunjuk dari perumpamaan-perumpamaan itu.