Pembunuhan Anak di Jagakarsa, Ini Pesan Nabi Muhammad Terkait Mendidik Anak
Saat haji wada, Nabi Muhammad berpesan tentang anak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dihebohkan dengan dugaan pembunuhan terhadap empat orang anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan, beberapa hari terakhir. Polisi meminta keterangan orang-orang sekitar tempat kejadian dan bapak keempat anak tersebut.
Dugaan kuat, anak-anak tersebut mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Istri bekerja seharian penuh, sementara suami lebih sering berada di rumah.
Terkait kasus tersebut, ada sebuah pesan Nabi Muhammad SAW. Inti pesan tersebut adalah seputar anak dan lingkungan tempat mereka tinggal.
Amr bin Al Ahwas meriwayatkan hadits tentang peringatan Nabi Muhammad SAW kepada orang tua dan anak. Pesan sekaligus peringatan disampaikan Nabi SAW pada saat melaksanakan Haji Wada.
Rasulullah SAW bersabda:
"...فإنَّ دماءَكم وأموالَكم وأعراضَكم عليكُم حرامٌ كحُرمةِ يومِكم هذا ، في بلدِكُم هذَا ، في شَهرِكم هذا ، ألا لا يجني جانٍ إلَّا على نفسِهِ ، ولا يَجني والِدٌ على ولدِه ، ولا ولدٌ على والدِه ،..."
"...sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian itu suci di antara kalian, seperti sucinya hari kalian ini, bulan kalian ini, dan di negeri kalian ini. Ingatlah, tidaklah sekali-kali seseorang melakukan tindak kejahatan kecuali akibatnya akan menimpa dirinya sendiri. Janganlah orang tua berbuat jahat kepada anaknya dan janganlah seorang anak brebuat jahat kepada orang tuanya..." (HR. At-Tirmidzi dari jalur Amr bin Al Ahwas).
Dalam hadis itu, Nabi SAW memberikan pesan-pesan yang menyeluruh. Pesan dalam hadis tersebut berisi banyak perintah, larangan, dan tuntunan. Salah satu yang disinggung beliau SAW adalah tindak kejahatan.
Nabi Muhammad SAW menegaskan larangan berbuat jahat atau melakukan tindak kejahatan oleh orang tua kepada anak. Begitu pun anak, yang secara tegas dilarang berbuat jahat kepada orang tua. Karena orang tua dan anak adalah kerabat paling dekat.
Hadits itu juga menunjukkan, akibat yang ditimbulkan dari sebuah kejahatan akan kembali kepada diri sendiri, yakni pelakunya. Pelaku inilah yang mempertanggungjawabkan perbuatan jahatnya baik di dunia maupun akhirat.
Setiap orang bertanggung jawab di dunia dan akhirat, atas kejahatan-kejahatan yang telah dilakukannya. Tidak ada satu pun orang lain yang menanggung dosa perbuatan jahat tersebut.
Allah SWT berfirman,
قُلْ أَغَيْرَ ٱللَّهِ أَبْغِى رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَىْءٍ ۚ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُم مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Qul a gairallāhi abgī rabbaw wa huwa rabbu kulli syaī`, wa lā taksibu kullu nafsin illā 'alaihā, wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, ṡumma ilā rabbikum marji'ukum fa yunabbi`ukum bimā kuntum fīhi takhtalifụn
"Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan" (QS Al An'am ayat 164).
Lihat halaman berikutnya >>>
Islam menaruh perhatian yang besar terhadap pengasuhan anak sejak dini oleh orang tuanya secara langsung. Nabi Muhammad SAW pun telah berpesan tentang pentingnya peran orang tua, dalam hal ini ayah, dalam mendidik anak sejak kecil secara langsung.
Rasulullah SAW bersabda, "Bayi tidak dilahirkan (ke dunia) kecuali berada dalam keadaan fitrah (suci). Ayahnya itulah yang akan membuatnya (anak) menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi" (HR Bukhari dan Muslim).
Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqolani menyampaikan dalam kitab Fathul Baari, bahwa pandangan ulama yang paling populer terkait makna fitrah dalam hadits tersebut, menyebutkan bahwa fitrah yang dimaksud dalam hadis itu adalah Islam. Anak adalah amanah yang dititipkan kepada orang tua sehingga sudah sepatutnya orang tua, baik ayah dan ibu menunjukkan kasih sayangnya kepada anak.
Dalam hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW berpesan, "...Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggung jawabnya..." (HR Muslim)
Lihat halaman berikutnya >>>
Umar bin Khattab pernah menegur seorang ayah yang bersikap durhaka kepada anaknya karena tidak memilihkan seorang ibu yang baik untuknya, tidak memberikan nama yang baik kepadanya dan tidak mengajarkan Alquran kepadanya.
Umar berkata, "Engkau telah datang kepadaku untuk mengadukan bahwa anakmu telah berbuat durhaka kepadamu, padahal engkau telah mendurhakainya sebelum ia mendurhakai kamu dan engkau telah berbuat buruk kepadanya sebelum ia berbuat buruk kepadamu."
Ketika orang tua memperlakukan anak dengan perlakuan kasar dan zalim, maka mereka telah berbuat dosa kepada anak-anak mereka. Karena ibarat telah melemparkan anak kepada kehidupan yang tidak baik dengan menempatkannya pada suasana pendidikan yang keliru dan tercela.
- bocah jagakarsa tewas
- empat bocah tewas jagakarsa
- kasus pembunuhan jagakarsa
- empat bocah tewas dikunci
- empat bocah meninggal
- empat anak meninggal
- pembunuhan bocah jagakarsa
- anak tewas di jagakarsa
- penemuan 4 jasad anak
- pesan berdarah di jagakarsa
- kasus kdrt
- pesan nabi muhammad terkait anak
- hadits
- haji wada