Pembunuhan Empat Anak di Jagakarsa, dari Cek Cok, KDRT Berujung Aksi Bengis Panca
Polisi telah menetapkan Panca sebagai tersangka kasus pembunuhan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejadian tragis menimpa sebuah keluarga di RT 04/03, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023). Empat anak yang tiga di antaranya merupakan balita, ditemukan tewas membusuk di rumah kontrakan keluarga tersebut.
Korban anak berinisial V (6 tahun), S (4 tahun), A (3 tahun) dan A (1 tahun) ditemukan meninggal dunia dengan bau busuk yang menyebar hingga keluar rumah. Mereka diduga dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri, Panca Darmansyah (41 tahun), yang belakangan terungkap anak-anak itu dibunuh dengan cara dibekap bergiliran.
Ternyata kejanggalan dalam rumah itu telah terendus selama beberapa pekan belakangan. Ketua RT setempat, Yakub mengungkap, ada dua kali cekcok antara Panca dan istrinya yang diketahui tetangga. Kejadian cekco pada Sabtu (2/12/2023) disebut menjadi yang terbesar karena Panca diketahui melakukan KDRT kepada istrinya DP (27 tahun) hingga keluar darah dari hidung dan mulut korban.
"Cekcok sudah dua kali sebenarnya. Terakhir Sabtu kemarin. Kalau sebelumnya minggu sebelumnya juga (cekcok). Karena cemburu si suaminya, karena kalau kata suami, istrinya mungkin ya kita nggak tahu bener apa nggak-nya," jelas Yakub.
Karena insiden ini, korban DP akhirnya dirawat di rumah sakit meninggalkan empat anaknya bersama Panca. Kondisi yang disayangkan Yakub, karena keluarga justru meninggalkan empat anak itu dengan terduga pelaku KDRT. Padahal pihak keluarga datang saat tahu DP menjadi korban KDRT.
"Makanya di situ yang saya sayangkan. Di situ ada neneknya, kan ada kakeknya ada ponakan, bawalah. Sayang banget anaknya cantik-cantik yang perempuan. Anaknya masih kecil kecil. Saya udah tua ya nggak tega ngeliatnya," katanya.
Belakangan diketahui juga bahwa keluarga DP sebenarnya telah membuat laporan ke polisi atas dugaan KDRT pada Sabtu (2/12/2023). Namun Polisi berdalih Panca belum sempat menghadiri panggilan polisi karena alasan menjaga keempat anaknya.
Penemuan empat jasad
Beberapa hari setelah insiden KDRT atau pada Rabu (6/12/2023), warga mulai mencium bau busuk dari arah rumah kontrakan Panca. Awalnya tetangga belum yakin betul bahwa bau busuk berasal dari rumah Panca. Tetangga yang rumahnya di sebelah rumah Panca, Titin (49 tahun) mengaku mencium bau busuk sejak Rabu pagi, tapi hanya bisa menyangka bau itu berasal dari tikus mati.
"Pagi tadi saya cium kok ada bau kayak bangkai. Apa tikus jadi saya cari mungkin bangkai tikus. Tapi dicari nggak ketemu juga," jelas Titin.
Kebingungan dengan sumber bau busuk, Titin kemudian melihat kumpulan lalat yang menghinggapi ventilasi kontrakan Panca. Kondisi ini yang menjadi awal kecurigaannya, karena ventilasi kontrakan PD menghadap langsung ke bagian depan rumah Titin.
"Saya lihat kok ada lalat hijau yang nempel di situ (ventilasi). Apa sumbernya dari sana ya? (rumah kontrakan PD)," ujarnya.
Karena banyak keluhan warga terkait bau busuk dari rumah kontrakan Panca, Ketua RT Yakub kemudian berinisiatif untuk membuka kontrakan itu. Hal ini dilakukan karena tidak ada respons dari penghuni rumah saat warga mencoba memanggil-manggil Panca.
Rumah kontrakan Panca akhirnya dibuka paksa pada Rabu sore, sekitar pukul 15.00 WIB oleh Ketua RT. Saat pintu dibuka, ditemukan Panca Darmansyah tergelatak di kamar mandi dalam kondisi telanjang dengan beberapa luka karena mencoba bunuh diri. Sementara empat anaknya, ditemukan tak bernyawa dengan kondisi berjejer terlentang di atas kasur dan tubuh yang telah membusuk.
Saat ini, Panca Darmansyah telah resmi ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan empat anaknya. Ia melakukan pembunuhan dengan sangat kejam, membeka anaknya satu per satu. Panca terancam hukuman mati.
Sementara istri Panca, DP masih dirawat di RSUD Pasar Minggu dengan pemantauan dokter spesialis kejiwaan karena KDRT dan mengetahui empat anaknya tewas dibunuh. Adapun jenazah empat anak masih di RS Polri Kramatjati dan belum dilihat keluarga menurut info terakhir.