Empat Sikap Manusia Ketika Menghadapi Musibah
Ketika tertimpa musibah, manusia akan bersikap dengan salah satu dari empat hal ini.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Takdir Allah yang tidak disukai pada manusia, seperti seseorang yang terkena musibah pada badan, harta, keluarga, atau masyarakatnya dan sebagainya memerlukan kesabaran dan ketabahan. Manusia harus sabar atas musibah yang menimpanya, dia tidak melakukan hal yang diharamkan, seperti berkeluh-kesah, baik dengan lisan, hati, maupun anggota badan.
Ketika tertimpa suatu musibah, manusia akan bersikap dengan salah satu dari empat hal seperti yang dikutip dalam Syarah Riyadhus Shalihin karya Imam An nawawi. Hal itu adalah marah, sabar, ridha, dan bersyukur. Keempat sikap itulah yang akan dilakukan manusia tatkala dia terkena musibah.
Sikap Manusia Ketika Menghadapi Musibah
1. Marah
Marah baik dengan hati, lisan, maupun anggota badan. Marah dalam hati berarti hatinya marah kepada Allah dan sebagainya dan dia merasa seakan-akan Allah telah berbuat zalim kepadanya karena musibah itu.
Adapun dengan lisan, seperti, mengumpat, mencela, berkata kotor, dan sebagainya sehingga menyakiti Allah Subhanahu wa Ta'ala. Marah dengan anggota badan, seperti, memukul pipinya sendiri, membenturkan kepala, menggundul rambut, merobek baju, dan sebagainya.
Itulah sikap yang dilakukan manusia tatkala marah sehingga mereka tidak mendapatkan pahala dan tidak selamat dari musibah. Bahkan, orang-orang yang berbuat dosa akan tertimpa dua musibah, yaitu musibah dalam agama dengan kemarahan dan musibah dalam dunia yang menyakitkannya.
Selanjutnya, sabar...
2. Sabar
Sikap kedua, sabar dari musibah, yaitu menahan diri. Dia benci kepada musibah, tidak menyenanginya, dan tidak senang hal itu terjadi, tetapi dia sabar terhadap dirinya, tidak membicarakan dengan lisannya, sesuatu yang menjadikan Allah murka, tidak melakukan sesuatu dengan anggota badan yang dimurkai oleh Allah, serta tidak ada di dalam hatinya sesuatu yang negatif terhadap Allah. Dia sabar tetapi benci kepada musibah tersebut.
3. Ridha
Sikap ketiga, ridha kepada takdir. Yaitu bersikap lapang dada terhadap musibah dan ridha kepadanya dengan keridhaan yang sempurna seakan-akan dia tidak terkena musibah.
4. Bersyukur
Sikap keempat, bersyukur, sehingga dia bersyukur atas musibah yang menimpanya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam jika mengalami sesuatu yang dibencinya, maka beliau berkata alhamdulillah dalam keadaan bagaimana pun.
Dia bersyukur kepada Allah karena Allah telah mempersiapkan pahala atas musibah ini yang lebih banyak daripada musibah yang menimpanya. Maka dari itu, disebutkan dari sebagian wanita-wanita ahli ibadah bahwa dia terkena musibah pada tangannya, lalu dia memuji Allah atas musibah itu.
Mereka bertanya kepadanya, "Mengapa kamu memuji Allah,padahal tanganmu terkena musibah." Wanita ahli ibadah menjawab, "Sesungguhnya manisnya pahala atas musibah itu melupakan akan pahitnya kesabaran."