Media Akui Hamas Semakin Kuat, Beberkan Alur Terbunuhnya 10 Tentara Elite Israel

Israel mengakui tentaranya banyak tentara mati terbunuh di Gaza

EPA-EFE/ATEF SAFADI
Tentara Zionis Israel di Gaza selatan. Israel mengakui tentaranya banyak tentara mati terbunuh di Gaza
Rep: Amri Amrullah Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Perlawanan dari pejuang Hamas semakin kuat di wilayah Gaza. Militer Israel pada Rabu (13/12/2023), mengatakan 10 tentara tewas terbunuh dalam pertempuran dengan Hamas di Gaza pada Selasa (12/12/2023), termasuk seorang kolonel yang memimpin sebuah markas Brigade Infanteri Golani. 

Baca Juga


Pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu itu memperbarui pernyataan sebelumnya yang menyebutkan jumlah korban tewas dalam satu hari terakhir sebanyak delapan orang, termasuk seorang letnan kolonel yang memimpin resimen Golani. 

Sepuluh tentara itu, termasuk dua perwira senior Israel tewas dalam pertempuran Gaza dan penyergapan mematikan oleh Hamas ke 9 tentara Brigade Golani. 

Unit 669 Angkatan Udara itu, terbunuh dalam salah satu insiden paling mematikan dalam serangan darat sejauh ini, dengan jumlah korban mencapai 115 orang, sementara itu seorang teknisi tempur terbunuh dalam bentrokan terpisah 

Sepuluh tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), termasuk dua komandan senior dan beberapa perwira, tewas dalam pertempuran sengit di Gaza, demikian pernyataan militer pada Rabu, sehingga jumlah korban tewas dalam serangan darat itu menjadi 115 orang. 

Sembilan dari tentara tersebut tewas dalam pertempuran di jantung kota Shejaiya, salah satu pertempuran paling mematikan sejak pasukan Israel masuk ke Jalur Gaza. 

IDF menyebutkan nama-nama mereka yang tewas dalam pertempuran di Shejaiya sebagai Kolonel Itzhak Ben Basat, 44 tahun, kepala tim komandan Brigade Golani, dari Sde Ya'akov; Letnan Kolonel Tomer Grinberg, 35 tahun.  

Baca juga: Kalimat yang Diulang 31 Kali dalam Surat Ar-Rahman, Ini Deretan Rahasianya

Kemudian komandan Batalyon ke-13 Brigade Golani, dari Almog; Mayor Roei Meldasi, 23 tahun, komandan kompi di Batalyon ke-13, dari Afula; Mayor. Moshe Avram Bar On, 23, komandan kompi di Batalyon ke-51 Brigade Golani, dari Ra'anana. 

Selanjutnya, Kopral Liel Hayo, 22, komandan peleton di Batalyon ke-51, dari Shoham; Sersan Achia Daskal, 19, seorang prajurit di Batalyon ke-51, dari Haifa; Sersan Eran Aloni, 19, dari Batalyon ke-51, dari Ofakim. 

 

Mayor Ben Shelly, 26, seorang komandan regu di Unit 669 Angkatan Udara Israel, dari Kidron, dan Sersan Satu Rom Hecht, 20, dari Unit 669, dari Givatayim. 

Ben Basat adalah perwira IDF paling senior yang terbunuh dalam serangan darat terhadap Hamas. Sersan Kepala Oriya Yaakov, 19 tahun, dari Batalyon 614 Korps Teknik Tempur, dari Ashkelon, tewas dalam sebuah insiden terpisah di Gaza utara. Pihak militer mengatakan bahwa tiga tentara lainnya mengalami luka serius. 

The Times of Israel diberitahu bahwa menurut penyelidikan awal, pada Selasa malam, tentara infanteri dari Brigade Golani, yang bekerja sama dengan pasukan lapis baja dan teknik, sedang melakukan operasi pencarian di kasbah, atau jantung Shejaiya.

Wilayah ini yang telah lama dilihat sebagai salah satu benteng Hamas yang paling dibentengi dengan kuat di Gaza utara. 

Pasukan awal yang terdiri dari empat tentara memasuki sekelompok tiga bangunan, yang diyakini telah ditinggalkan, yang mengelilingi sebuah halaman, untuk melakukan pencarian dan menemukan pintu masuk terowongan. 

Ketika pasukan memasuki salah satu bangunan, pejuang Hamas menyergap mereka, melemparkan granat, meledakkan alat peledak, dan menembaki mereka. 

Keempat tentara terkena bahan peledak di dalam gedung, sementara tembakan terus berlanjut dari luar bangunan.

Pada tahap ini, kelompok pasukan kedua yang berada di luar mencoba menghubungi mereka, tetapi kontak dengan perwira pasukan terputus. Komandan setempat kemudian memulai prosedur darurat di tengah kekhawatiran bahwa para prajurit itu bisa saja ditangkap. 

Beberapa perwira senior Golani segera memimpin pasukan ke daerah tersebut, termasuk Ben Bassat, yang memimpin operasi penyelamatan, Grinberg, dari Batalyon ke-13, dan dua komandan batalion lainnya, yang membuat perimeter untuk memberikan perlindungan kepada pasukan penyelamat. 

Grinberg memimpin gerakan pengepungan dari utara, sementara komandan batalion pengintai Golani melakukan hal yang sama dari selatan, dan komandan Batalion ke-53 Brigade Lapis Baja ke-188 melakukannya dari sisi yang lain. 

Baca juga: Kalimat yang Diulang 31 Kali dalam Surat Ar-Rahman, Ini Deretan Rahasianya

 

Selama upaya penyelamatan, pasukan berada di bawah tembakan terus menerus dari para pejuang Hamas di dalam gedung. Pejuang Hamas juga melemparkan granat dan memicu beberapa ledakan besar. 

Pasukan penyelamat berhasil mencapai kelompok awal yang terdiri dari empat tentara, namun menemukan bahwa mereka semua telah terbunuh. 

Selama pertempuran ini, dua tentara dari tim pencarian dan penyelamatan elit Unit 669 Angkatan Udara Israel terbunuh saat mereka mencoba masuk ke dalam kompleks.   

Israel kembali menggempur Jalur Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata pada Jumat (1/12/2023) pagi. - (Tim Infografis Republika.co.id)
Israel kembali menggempur Jalur Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata pada Jumat (1/12/2023) pagi. - (Tim Infografis Republika.co.id)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler