Hizbullah Kembali Serang Situs Militer Israel di Perbatasan Lebanon

Hizbullah telah berkala lancarkan serangan ke fasilitas Israel

AP
Israel menyerang Hizbullah di Lebanon selatan pada Selasa (17/10/2023) pagi, menurut militer Israel.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Kelompok Hizbullah kembali menyerang situs militer Israel yang berada di sepanjang perbatasan selatan Lebanon. Sejak perang di Jalur Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, Hizbullah secara berkala melancarkan serangan ke fasilitas militer Israel di daerah perbatasan. 

Baca Juga


“(Kami) menargetkan situs militer Israel di Birket Rishe di lepas perbatasan Lebanon dengan sebuah peluru kendali,” kata Hizbullah ketika mengumumkan serangan terbarunya ke Israel, Sabtu (16/12/2023), dikutip Anadolu Agency. 

Hizbullah menambahkan, target ditembak dengan akurasi penuh. Hizbullah mengklaim serangannya menyebabkan banyaknya korban di antara para tentara Israel. 

Pekan lalu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan, negaranya akan mendorong kelompok Hizbullah menjauh dari perbatasan hingga melewati Sungai Litani. Dia menyebut, hal itu dapat dilakukan melalui pengaturan politik internasional atau jika perlu lewat tindakan militer. 

“Kami bertujuan untuk memulihkan keamanan bagi penduduk melalui pengaturan politik internasional untuk mendorong Hizbullah keluar dari Litani, sesuai dengan Resolusi PBB 1701,” kata Gallant dalam pertemuan dengan para pemimpin permukiman di dekat dengan perbatasan Lebanon, 6 Desember 2023 lalu, dikutip laman Middle East Monitor. 

Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 menyerukan penghentian penuh permusuhan dan penarikan Israel dari Lebanon selatan. Selain bertempur dengan Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya di Jalur Gaza, Israel turut terlibat konfrontasi dengan kelompok Hizbullah di Lebanon. 

Sejak pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu, Hizbullah secara berkala melancarkan serangan udara ke wilayah Israel. Hizbullah menyatakan dukungannya terhadap perlawanan yang dilakukan Hamas.

Pada Oktober lalu, Pemerintah Israel memutuskan mengevakuasi lagi warganya dari 14 kota di dekat perbatasan Lebanon. Langkah itu diambil menyusul meningkatnya konfrontasi dengan kelompok Hizbullah. Israel telah mengevakuasi 43 kota di dekat perbatasan Lebanon.

Israel dan Lebanon terakhir kali terlibat dalam konflik terbuka pada 2006. Kedua negara secara resmi tetap berperang, dengan penjaga perdamaian PBB berpatroli di perbatasan darat. Pada Mei 2000, tentara Israel mengumumkan penarikannya dari sebagian besar wilayah Lebanon selatan setelah dua dekade pendudukan. 

Namun, Israel masih mempertahankan pendudukannya di wilayah kecil yang diklaim oleh Lebanon. Wilayah tersebut dikenal sebagai Perkebunan Shebaa. 

Baca juga: Alquran Sebutkan Dua Negeri yang Agung, Di Manakah Lokasinya? Ini Penjelasan Ulama

Selama berlangsungnya konflik, yang dimulai pada 7 Oktober, seranga Israel menghantam gereja, rumah sakit, dan sekolah, yang dalam aturan perang seharusnya tidak disentuh.

Israel telah membombardir Jalur Gaza dari udara dan darat, mengepung wilayah itu, serta melancarkan serangan darat sebagai balasan atas serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober. 

Sedikitnya 18.800 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan wanita, gugur dan 51 ribu lainnya terluka dalam serangan Israel, menurut otoritas kesehatan Gaza. 

Korban jiwa di pihak Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 orang, sementara lebih dari 130 sandera masih ditahan oleh kelompok Palestina di Gaza, menurut data resmi. 

Israel kembali menggempur Jalur Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata pada Jumat (1/12/2023) pagi. - (Tim Infografis Republika.co.id)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler