Saham Unilever Masih Terkontraksi, Makin Tertekan Boikot?

Tiga bulan terakhir, saham UNVR terkoreksi 2,57 persen hingga sentuh level 3.400.

AP/Tatan Syuflana
Tampilan logo Unilever, dipajang di luar kantor pusat PT Unilever Indonesia Tbk. di Tangerang, Indonesia, Selasa, 16 November 2021.
Rep: Rahayu Subekti Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seruan boikot sebagai bentuk kecaman kepada Israel masih terus dilakukan. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menjadi salah satu perusahaan yang produknya masuk dalam daftar boikot yang kini gerakannya sudah mengglobal.

Baca Juga


Pada pagi hari ini, Senin (18/12/2023), berdasarkan pantauan Republika, pergerakan saham UNVR berada pada level 3.420. Level saham UNVR tersebut terpantau terkoreksi hingga 2,57 persen

Semenjak imbauan boikot dalam 2,5 bulan terakhir, dalam tiga bulan terakhir saham UNVR mayoritas bergerak di zona hijau. Hanya saja pergerakan saham cenderung menurun pada pertengahan November dan pertengahan Desember, terutama saat kampanye boikot ramai disuarakan.

Selama tiga bulan terakhir, saham UNVR terkoreksi sebesar 2,57 persen hingga menyentuh level 3.400. Bahkan, saham UNVR sempat menyentuh level terendah dalam satu tahun di posisi 3.330.

Seperti ketahui, Israel masih terus melancarkan serangan-serangannya di Gaza, Palestina. Hingga saat ini, Israel menolak untuk melakukan gencatan senjata dan terus memborbardir sejumlah area vital di Gaza. 

Selama satu bulan terakhir, agresi yang dilakukan tentara Israel telah memakan korban lebih dari 11 ribu jiwa penduduk Palestina. Hal tersebut mengundang kecaman dari masyarakat di berbagai negara dunia.

Merespons hal tersebut, seruan boikot atas produk-produk yang memberikan dukungan kepada Israel pun bergulir. Seruan ini terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler