Fahri Hamzah Nilai PDIP Buat Capres Ganjar Bingung

Kita bukan banteng-banteng cengeng, tapi banteng-banteng punya sikap kesatria.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gelora, Fahri Hamzah.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Gelora Fahri Hamzah melihat adanya ketidakjelasan sikap dari kubu pengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Khususnya, sikap itu ditunjukkan PDIP yang justru membuat Ganjar sebagai calon presiden (capres) bingung.

Pasalnya, selama ini PDIP menjadi salah satu partai politik yang selalu memuji kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun belakangan, justru merekalah yang kerap protes dan mengkritik beberapa kebijakan Presiden Jokowi.

Baca Juga


"Capresnya jadi bingung, mau ngapain? Dia juga dari awal disuruh-suruh aja kok. Lah cawapresnya menteri yang empat tahun puji-puji bosnya (Presiden Jokowi) ke mana-mana, terus sekarang masih ngomel? Kan rakyat bingung," ujar Fahri lewat keterangannya di Jakarta, Senin (25/12/2023).

Eks wakil ketua DPR itu juga menyoroti ketidakjelasan Koalisi Perubahan yang mengusung pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (Amin). Menurut Fahri, konsep oposisi yang dibawa pasangan yang diusung Partai Nasdem, PKB, dan PKS itu tidaklah cocok.

"Bahkan kesalahan konsep dari paslon nomor urut 01 dipertahankan sampai sekarang. Bilang perubahan atau oposisi, tapi masih aja nyambi jadi penguasa. Ya salah itu kontradiksi, ini ganjil, rakyat nggak bisa," ujar Fahri.

Dia pun mengajak rakyat Indonesia sebaiknya untuk membulatkan tekad memilih pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Dengan percaya diri, Fahri menegaskan, ada rasa optimisme bahwa pasangan tersebut dapat memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dalam satu putaran.

Fahri menilai, Prabowo-Gibran sebagai pasangan yang tepat untuk memimpin Indonesia pada periode 2024-2029. Konsep pasangan nomor urut 2 itu sangat jelas, yakni melanjutkan keberhasilan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Juga akan melengkapi dan menyempurnakan program-program pembangunan yang sudah ada, salah satunya melanjutkan megaproyek ibu kota negara," ujar eks politikus PKS itu.

Ada yang ganggu, tabrak!...

Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo menjadi pembina Apel Satgas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Ia menyampaikan, agar Satgas PDIP melaporkan jika terjadinya kecurangan dalam tahapan pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Mulai sekarang pun ketika ada kecurangan kitalah yang mengamankan. Agar saudara-saudara mencatat, kemudian melaporkan. Dari situlah, ketika kita sudah berada pada trek yang benar, cara yang benar, maka kalau ada yang mengganggu satgas tidak boleh ragu-ragu, tabrak," ujar Ganjar lewat keterangannya di Jakarta, Senin.

Menurut dia, Satgas PDIP harus turun untuk mengamankan tempat pemungutan suara (TPS), dengan tujuan utama adalah bertempur dan menang. Kota Solo juga disebutnya akan menjadi contoh bagaimana kemenangan itu akan diraih.

Di samping itu, ia meminta Satgas PDIP untuk ikut menyampaikan program-program Ganjar-Mahfud MD dengan pendekatan yang baik. Dengan cara-cara yang baik untuk mendengarkan suara rakyat

"Kita bukan banteng-banteng cengeng, tapi banteng-banteng punya sikap ksatria. Jangan ganggu banteng. Kalau berani nyolek banteng, hati-hati bantengnya bisa ngamuk, bantengnya bisa melawan dalam koridor kebenaran," ujar Ganjar.

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid menekankan, pentingnya posisi Pulau Jawa dalam Pilpres 2024. Khususnya empat provinsi di sana, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah yang merupakan pemilih daftar pemilih tetap tertinggi se-Indonesia.

Pulau Jawa, jelas Arsjad, memiliki 57 persen dari total jumlah daftar pemilih tetap se-Indonesia. Dia yakin dengan kekerabatan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, pasangan tersebut dapat merebut suara di pulau tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler