Bertengkar dengan Keluarga karena Debat Capres? Coba Lakukan 5 Hal Ini

Selipkan humor agar diskusi politik tidak memecah belah keluarga.

RS Azra
ilustrasi diskusi. Lakukan lima hal ini agar perbedaan politik tidak menimbulkan perpecahan dalam keluarga.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbedaan preferensi dalam memilih calon pemimpin pada dasarnya merupakan hal yang lumrah terjadi. Namun, perbedaan ini tak seharusnya menimbulkan perselisihan dan pertengkaran di dalam keluarga atau hubungan pertemanan.

Baca Juga


Di tahun politik seperti saat ini, diskusi mengenai capres dan cawapres bisa muncul dalam beragam situasi. Misalnya, saat sedang berkumpul dan makan bersama keluarga atau teman-teman.

Sayangnya, perbedaan pendapat yang muncul saat diskusi bisa membuat hubungan keluarga atau pertemanan ikut terdampak. Agar terhindar dari situasi seperti ini, ada lima hal yang perlu dilakukan saat berdiskusi politik dengan keluarga atau teman. Berikut ini adalah kelima hal tersebut, seperti dilansir VerywellFamily pada Senin (8/1/2024).

1. Buka Pikiran

Saat berdiskusi dengan anggota keluarga atau teman yang berbeda pendapat, hindari sikap defensif. Diskusi tak bisa berjalan dengan baik bila masing-masing pihak hanya ingin didengarkan namun tak mau mendengarkan.

Mendengarkan pendapat orang lain juga bisa membantu memberikan perspektif berbeda yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Oleh karena itu, coba belajar mendengarkan dengan niat untuk mencari tahu, bukan untuk sekedar menyanggah.

2. Gunakan Humor

Sering kali, diskusi mengenai politik akan membuat suasana menjadi panas. Coba selipkan humor atau guyonan di sela-sela diskusi agar suasana tetap santai dan menyenangkan. Diskusi yang diselingi dengan humor dapat membuat suasana hati berubah menjadi lebih baik.

3.Bersikap Tenang

Tak jarang, diskusi panas yang muncul saat membahas politik akan menyulut emosi hingga rasa marah. Perdebatan yang disetir oleh emosi dan rasa marah tidak akan memberikan manfaat.

Hindari menggunakan suara yang....

 

 

Oleh karena itu, hindari menggunakan suara yang tinggi atau nada bicara yang mendesak saat berdiskusi. Bila merasa emosi mulai meningkat, coba untuk bernapas dalam-dalam beberapa saat atau tarik diri dari diskusi dengan sopan.

Penting juga untuk menghindari diskusi sambil mengonsumsi minuman beralkohol. Diskusi atau perdebatan yang terjadi di bawah pengaruh alkohol sering kali berujung pada rusaknya suatu hubungan.

4. Jaga Bahasa Tubuh

Diskusi tak hanya melibatkan komunikasi verbal, tetapi juga non verbal. Coba tunjukkan kesan yang baik kepada lawan bicara melalui bahasa tubuh, seperti gerakan tubuh, postur tubuh, kontak mata, ekspresi, gestur, serta volume dan nada bicara.

Pastikan kontak mata yang terjalin dapat memberikan rasa nyaman kepada lawan bicara. Orang-orang juga dianjurkan untuk menunjukkan ekspresi yang menyenangkan selama berdiskusi.

Sering kali orang menjadi tidak nyaman bila merasa dipojokkan. Oleh karena itu, hindari mencondongkan badan atau masuk ke personal space lawan bicara saat berdiskusi.

5. Tutup dengan Baik

 

Kedua belah pihak yang sedang berdiskusi mengenai politik boleh tetap mempertahankan pendapat mereka hingga akhir diskusi. Namun, hindari komentar yang terkesan meremehkan pendapat lawan bicara saat mengakhiri diskusi. Coba untuk gunakan kata yang lebih bijak sebelum menutup diskusi, seperti "Kamu telah memberikan saya informasi baru untuk saya pikirkan lebih lanjut nanti. Mari kita bicarakan hal lain dan diskusikan (masalah politik) ini di lain waktu". 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler