Google Wallet Perluas Dukungan Identitas Elektronik Bagi Pengguna
Dengn Google Wallet, pengguna dapat membawa kartu identitas elektronik.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Fasilitas transaski nontunai terus mengalami perkembangan, salah satunya pada dompet digital Google Wallet. Sejak diumumkan pada Kuartal I 2022, tujuan Google Wallet adalah menggantikan dan memvirtualisasikan dompet fisik.
Hal ini mulai dari kartu kredit dan debit hingga tiket transit dan acara, boarding pass maskapai penerbangan, kartu loyalitas/hadiah, catatan vaksinasi, kunci mobil digital, kartu pelajar, dan identitas karyawan/kantor. Sekarang Google Wallet akan memungkinkan pengguna tidak perlu khawatir saat ketinggalan Identity Card (ID) fisik mereka.
Sebab dengan pembaruan Android terkini, Google Wallet kini memungkinkan pengguna di negara bagian AS tertentu untuk membawa tanda pengenal versi digital alias kartu identitas elektronik di ponsel cerdas mereka. Saat ini, fitur tersebut tersedia di negara bagian seperti Arizona, Colorado, Georgia, dan Maryland.
"Google berencana memperluas layanan tanda pengenal digital ini ke lebih banyak negara bagian dalam beberapa bulan mendatang," demikian laporan dikutip dari Android Police, Jumat (12/1/2024).
Direktur manajemen produk Google Wallet, Dong Min Kim, mengatakan Google bekerja sama dengan otoritas lokal untuk meluncurkan layanan ini ke lebih banyak negara bagian dalam beberapa bulan ke depan, menurut 9to5Google. "Kami ingin membuat dompet yang membuat orang merasa nyaman meninggalkan dompet fisik mereka di rumah,” kata Kim dalam wawancara kepada American Banker.
Terlepas dari visi tersebut, ia mengakui bahwa mengatasi masalah seputar identitas lebih sulit daripada sekadar membuat pembayaran menjadi lebih masif. Mendapatkan ID pada ponsel cerdas sedikit membingungkan karena beragamnya peraturan dan regulasi di seluruh negara bagian AS.
Berbeda dengan dunia pembayaran seluler dan kartu pembayaran digital yang terstandarisasi, ID digital mengikuti pedoman unik di berbagai negara bagian. Google harus menavigasi tangangan negara bagian ini, bekerja dengan masing-masing negara bagian untuk memasukkan ID mereka ke dalam Google Wallet.
Meskipun beberapa negara bagian bisa menyimpan pengaturan tanda pengenal digital mereka sendiri, seperti California dan Utah, yang memiliki aplikasi SIM selulernya sendiri, Google berupaya meningkatkan penyimpanan tanda pengenal. Namun, perselisihan dengan sejumlah lembaga pemerintah membuat proses ini berjalan lambat dan stabil.
Sementara itu, Administrasi Keamanan Transportasi AS akhirnya menyetujui penggunaan surat izin mengemudi digital, namun hanya di beberapa bandara di seluruh negeri. Sejauh ini belum dipastikan negara-negara bagian mana yang akan bergabung dengan layanan ID digital.
Google tidak membatasi peluncurannya di AS. Kim membenarkan bahwa perusahaan berencana menghadirkan fitur ID yang sama ke negara lain.
Pada catatan lain, Kim mengungkapkan bahwa masyarakat memanfaatkan Gmail dan Google Drive sebagai unit penyimpanan identitas pribadi mereka. Namun dia menambahkan bahwa Google Wallet hadir untuk menunjukkan cara melakukannya dan mengisyaratkan bahwa layanan ini dapat menjadi pusat utama untuk semua hal tentang ID.
Baik Apple maupun Google sangat antusias untuk menambahkan ID ke aplikasi Wallet mereka beberapa waktu lalu. Namun peluncurannya lebih lambat karena urusan birokrasi.