Bukan Murni Kerja Eropa, Tanjung Harapan yang Diungkap Vasco De Gama Berkat Bantuan Muslim

Tanjung Harapan menjadi jalur alternatif perdagangan Eropa

Anadoulu
Kapal terlihat dari kejauhan di Laut Merah. Tanjung Harapan menjadi jalur alternatif perdagangan Eropa
Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kini banyak perusahaan pelayaran maritim yang mengumumkan pengalihan kapalnya ke jalur Tanjung Harapan. Ini dilakukan menyusul ketegangan yang terjadi antara kelompok Houthi Yaman, dengan Amerika Serikat dan Inggris di Laut Merah. 

Baca Juga


Situasi tersebut mengembalikan jalur Tanjung Harapan ke fungsi komersialnya yang telah diperoleh selama berabad-abad, meskipun lamanya perjalanan kapal bertambah dan perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan.

Tanjung Harapan terletak di Semenanjung Cape di Afrika Selatan yang merupakan salah satu titik paling selatan Benua Afrika. 

Ada anggapan keliru bahwa letaknya di titik paling selatan benua Afrika, memisahkan Atlantik dan Samudera Hindia. Namun nyatanya terletak 150 kilometer sebelah timur dari titik yang disebut "Ras Agulhas".

Tanjung Harapan merupakan jalur laut yang ditemukan oleh orang Eropa pada abad ke-15 Masehi. Mereka ingin meningkatkan kekuasaan dan pengaruhnya, melemahkan pengaruh umat Islam di wilayah tersebut, dan memberikan keseimbangan kekuatan demi kepentingan Eropa. Ini merupakan awal baru bagi Eropa, yang membantunya membangun peradaban baru.

Penguasaan umat Islam atas jalur perdagangan maritim dunia tradisional dalam kurun waktu yang cukup lama, kurang lebih 8 abad, telah memicu keinginan masyarakat Eropa untuk mencari jalur alternatif yang memungkinkan mereka berlayar dan berdagang tanpa melewati tanah Islam.

Baca juga: 10 Cara Keluar dari Kesulitan Masalah Hidup Menurut Alquran dan Hadits 

Hal tersebut mendorong mereka untuk mencari solusi atas dilema yang sudah melelahkan mereka selama periode itu. Dan solusinya adalah pukulan besar bagi Kesultanan Mamluk dan Kesultanan Ottoman.

Ditemukannya jalur Tanjung Harapan menjadi salah satu penyebab runtuhnya negara Mamluk pada 1517 M, karena mengalihkan pergerakan perdagangan global ke sana alih-alih melewati wilayahnya. Komunitas Islam berubah, dan perekonomian menurun secara signifikan.

 

Penemuan jalur Tanjung Harapan dimulai ketika Portugis mengandalkan penjelajahan. Antara tahun 1482 dan 1484, penjelajah Portugis Diogo Cao melakukan dua perjalanan yang gagal untuk mencoba mencapai ujung selatan pantai barat Afrika.

Lalu pada pertengahan 1497, Vasco de Gama dari Portugis memimpin tim yang terdiri dari 4 kapal dan 170 orang, untuk menjajaki jalur pelayaran ke Timur, khususnya ke India, karena merupakan rumah bagi rempah-rempah, yakni komoditas yang banyak diminati di Eropa.

Perjalanannya mengarah pada penemuan rute menuju Tanjung Harapan, yang tanpa berlebihan dapat dikatakan telah mengubah dunia. Namun penemuan jalur tersebut tidak akan tercapai tanpa bantuan bangsa Arab dan umat Islam.

Saat itu De Gama bertemu dengan seorang pelaut Arab bernama Ahmed bin Majid, yang diminta oleh Vasco de Gama untuk mengarahkannya ke jalur laut menuju India. Sehingga Ahmed bin Majid membuatkan De Gama panduan tentang cara mencapai India. Kemudian ini justru mengantarkan De Gama menyeberangi Laut Arab.

Awalnya, penjelajah Portugis Bartholomeu Diaz menamai jalan tersebut Tanjung Badai karena kondisi laut yang buruk dan cuaca badai. 

Namun Raja Portugis John II kemudian mengubah namanya menjadi nama saat ini, Tanjung Harapan, untuk menghormati dan optimisme terhadap wilayah geografis ini, dan kekayaan besar yang diperoleh negaranya dari peluang komersial yang dihasilkan oleh lokasi geografis ini.

Ada nama lain yang membuat jalan Tanjung Harapan menjadi terkenal, yaitu kuburan kapal. Alasan pemberian julukan ini adalah karena tenggelamnya banyak kapal sepanjang sejarahnya. Antara 1682 dan 1992, di sedikitnya 120 kapal tenggelam saat melintasinya.

Baca juga: 5 Kunci Agar Rezeki yang Diperoleh Berkah di Dunia Menurut Alquran dan Hadits

Salah satu kapal paling terkenal yang tenggelam di pemakaman kapal adalah kapal "Lusitana", yang menjadi kebanggaan Portugal kala itu, yang terbalik saat kembali ke Lisbon, setelah kapten kapal menggunakan mercusuar sebagai panduan untuk kembali ke rumah.

Namun, kondisi cuaca buruk dan awan yang menggantung rendah menyebabkan tenggelamnya kapal tersebut. Lusitania tenggelam setelah dua hari berusaha bertahan hidup, dan kini berada 37 meter di bawah permukaan laut.

 

Sumber: arabicpost   

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler