PBB: Angka Kurang Gizi Anak Gaza Naik 12 Kali Lipat

Sebanyak 10 persen balita Gaza menderita kekurangan gizi akut.

EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Seorang anak Palestina yang terlantar memegang panci kosong sambil menunggu bersama orang lain untuk menerima bantuan makanan yang diberikan oleh kelompok pemuda Palestina di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza Selatan, (25/1/20240.
Rep: Mabruroh Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Satu dari 10 anak-anak Gaza di bawah lima tahun mengalami kekurangan gizi akut. Pasokan makanan yang ditahan, menyebabkan banyak anak-anak Gaza harus menahan lapar setiap harinya sejak perang Hamas-Israel berlangsung, bahkan jauh sebelum itu.

“Pengukuran ribuan lingkar lengan anak kecil dan bayi menunjukkan bahwa 9,6 persen kekurangan gizi akut, naik sekitar 12 kali lipat dari tingkat sebelum perang,” menurut catatan dari kantor kemanusiaan PBB, OCHA, dilansir dari Alarabiya, Jumat (9/2/2024).

Di Gaza utara, angkanya adalah 16,2 persen, atau satu dari enam.
Truk makanan dalam beberapa minggu terakhir secara teratur dikerumuni oleh orang banyak yang lapar sebelum mereka dapat mencapai rumah sakit yang mereka tuju, menurut pekerja bantuan.

Badan amal ActionAid mengatakan beberapa warga Gaza bahkan kedapatan sedang makan rumput.

"Setiap orang di Gaza sekarang lapar, dan orang-orang hanya memiliki 1,5 hingga 2 liter air yang tidak aman per hari untuk memenuhi semua kebutuhan mereka," katanya.

Badan amal Bantuan Islam mengutip seorang anggota stafnya di Gaza yang mengatakan: "Anak-anak saya dan saya belum makan buah atau sayuran selama berbulan-bulan, dan orang-orang terbunuh ketika mereka mencoba menemui truk bantuan yang tiba dari PBB"

“Kami mencoba membuat roti dengan jagung kering yang sebelumnya kami gunakan sebagai pakan ternak, karena tepung sangat langka dan kami relatif beruntung dibandingkan dengan kebanyakan orang, yang tidak memiliki apa-apa,” lanjut dia.

Organisasi nirlaba internasional Project HOPE mengatakan, sekitar 15 persen wanita hamil yang telah diperiksa di klinik Deir al-Balah di Gaza tengah minggu lalu, mengalami kekurangan gizi. Termasuk lonjakan kasus anemia, atau kekurangan zat besi, yang dapat meningkatkan kelahiran prematur dan perdarahan postpartum.

Direktur medis Deir al Balah, Dr Santosh Kumar, yang kembali dari Gaza minggu lalu, mengatakan dia dan timnya telah membatasi diri mereka untuk satu kali makan sehari dalam solidaritas dengan warga Gaza.

"Orang-orang kelaparan. Orang-orang berkata kepada saya: 'Orang mati lebih beruntung'." ujar Dr Santosh Kumar.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler