Lakukan Aksi Tunggal, Aktivis Jepang Ini Protes Perang Gaza Setiap Hari Selama 3 Bulan

Israel lancarkan serangan ke Rafah, Gaza selatan.

AP Photo/Fatima Shbair
Anak-anak dan warga Palestina antre untuk mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Jumat (16/2/2024). Badan bantuan internasional mengatakan Gaza menderita kekurangan makanan, obat-obatan, dan pasokan pokok lainnya akibat perang antara Israel dan Hamas.
Rep: Lintar Satria Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Aktivis Yusuke Furusawa menggelar protes individu mendorong gencatan senjata perang Israel di Gaza. Aksi ini ia lakukan setiap hari selama tiga bulan. 

Baca Juga


Dikutip dari Aljazirah, Sabtu (17/2/2024) Furusawa berdemonstrasi seorang diri di Tokyo, dengan membawa spanduk bertuliskan: Hentikan Genosida Gaza. 

Dalam video yang diunggah media independen AJ+ di media sosial X, dilaporkan Furusawa menggelar aksinya siang dan malam. Mengajak warga Tokyo untuk turut mendorong gencatan senjata dalam konflik yang sudah menewaskan lebih dari 28.800 orang. 

AJ+ melaporkan setiap hari Furusawa mengunggah video di media sosial Instagram. Ia sengaja memilih lokasi-lokasi strategis. 

"Starbucks membunuh anak-anak Palestina," tulis salah satu papan protes Furusawa yang disorot dalam video AJ+. 

Selain jaringan ritel kedai kopi raksasa Starbucks, Furusawa juga mengajak warga Tokyo memboikot Mcdonald's dan merek busana Zara. 

Ia juga berunjuk rasa di depan gedung Kementerian Luar Negeri Jepang, Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Tokyo, dan di sekitar Kedutaan Besar Israel di Jepang.

"Saya merasa sangat putus asa pelanggaran hak asasi manusia menyebar dengan begitu tenang di abad ke-21," tulis Furusawa di akun Instagram-nya pada 26 Desember 2023 lalu.

Furusawa melanjutkan aksinya meski hujan salju. Surat kabar Asahi melaporkan pada 19 November 2023 lalu terdapat sekitar 1.500 pengunjuk rasa di Tokyo yang menuntut Israel menghentikan pengeboman di Gaza.  

Perang Gaza mencapai titik kritis saat Israel menyerang Rafah, yang berbatasan dengan Mesir dan tempat di mana 1,4 juta orang mengungsi untuk menghindari pengeboman Israel. Para pengungsi berdesak-desakan di tenda-tenda dan apartemen dan tempat perlindungan sementara.

Mesir, Qatar, dan sekutu terkuat Israel, Amerika Serikat (AS) mencoba menengahi gencatan senjata untuk memulangkan 130 sandera yang ditawan Hamas dalam serangan mendadak 7 Oktober lalu. 

Negosiator menggelar pembicaraan di Kairo pada Selasa (13/2/2024) tapi belum ada tanda-tanda terobosan dalam perundingan tersebut. 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk "berjuang hingga mendapatkan kemenangan penuh dan ini termasuk tindakan tegas di Rafah."

Baca juga: 4 Perkara yang Bisa Menghambat Rezeki Keluarga Menurut Alquran

Israel melancarkan serangan ke Gaza para pejuang Hamas melakukan serangan mendadak ke Israel selatan pada 7 Oktober setelah lalu. Israel mengklaim Hamas membunuh 1.139 orang dan menyandera sekitar 250 orang lainnya.

Israel merespons dengan pemboman dan invasi darat yang menghancurkan di Gaza, menewaskan lebih dari 28.500 orang.  

Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur.

 

BUKTI GENOSIDA ISRAEL - (Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler