Vladimir Putin Hadiahkan Kim Jong Un Sebuah Mobil Mewah

Tidak diketahui mobil jenis apa yang dihadiahkan Putin kepada Kim Jong un.

Vladimir Smirnov, Sputnik, Kreml
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan selama pertemuan mereka di kosmodrom Vostochny di luar kota Tsiolkovsky, Rusia, pada hari Rabu, 13 September 2023.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG – Presiden Rusia Vladimir Putin memberi hadiah mobil mewah kepada Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong un. Kantor berita Korut, KCNA, mengatakan, mobil tersebut dikirim Moskow pada Ahad (18/2/2024).

Baca Juga


“(Hadiah mobil) ini demonstrasi yang jelas tentang hubungan pribadi yang istimewa antara kedua pemimpin dan sebagai hubungan yang terbaik,” kata KCNA dalam laporannya pada Selasa (20/2/2024).

KCNA tidak memuat foto atau laporan tentang detail mobil tersebut, termasuk perihal bagaimana proses mobil dikirim dari Rusia ke Korut. KCNA hanya melaporkan bahwa mobil itu buatan Rusia. Adik perempuan Kim Jong un, yakni Kim Yo jong, menyampaikan ucapan terima kasih atas nama kakaknya kepada Putin dan Rusia.

“(Kim Yo jong) dengan sopan menyampaikan rasa terima kasih Kim Jong un kepada Putin kepada pihak Rusia, dengan mengatakan bahwa hadiah tersebut berfungsi sebagai demonstrasi yang jelas dari hubungan pribadi khusus antara para pemimpin tertinggi,” kata KCNA.

Pada September tahun lalu, Kim Jong un melakukan lawatan ke Rusia. Kala itu, Putin sempat menunjukkan limusin kepresidenannya, Aurus Senat, kepada Kim. Putin pun menawarkan Kim untuk duduk di mobil mewah tersebut. Tak diketahui apakah mobil yang dikirim Putin untuk Kim adalah Aurus Senat.

Namun, pemberian hadiah mobil untuk Kim berpotensi melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB terkait sanksi terhadap Pyongyang. Resolusi Dewan Keamanan melarang adanya pasokan barang-barang mewah, termasuk mobil, ke Korut. Pemerintah Korea Selatan (Korsel) menilai, hadiah Putin untuk Kim melanggar sanksi PBB.

“Kami mengecam Korut karena sikapnya yang kurang ajar mengungkapkan secara terbuka pelanggaran sanksi PBB. Rusia juga harus menyadari tanggung jawabnya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan menghentikan tindakan yang meremehkan norma-norma internasional,” kata seorang pejabat Kementerian Unifikasi Korsel, dikutip laman kantor berita Korsel, Yonhap.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler