Mengapa Alquran Jadi Mukjizat Terbesar Rasulullah SAW Sepanjang Masa?
Alquran mempunyai banyak aspek kemukjizatan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Allah SWT menganugerahi para Rasul-Nya mukjizat yang luar biasa untuk mengukuhkan kedudukan mereka, mukjizat yang sesuai dengan kondisi kaum mereka.
Pada masa Rasulullah SAW, akal manusia mulai memasuki fase penyempurnaan. Manusia mulai meniti jalan menuju kematangan pola pikir. Kala itu bangsa Arab dikenal sebagai bangsa yang andal di bidang syair dan sastra, fasih dan lugas dalam berbahasa.
Kegemilangan mereka di bidang ini mencapai puncaknya pada masa Nabi. Derajat satu kabilah akan naik bila mereka memiliki seorang penyair atau orator ulung. Jika mereka tidak memilikinya, mereka dianggap tak ada.
Karena itulah Allah SWT mengukuhkan kenabian Rasulullah SAW dengan sebuah mukjizat yang menakjubkan, Alquran. Kitab suci yang tidak mengandung kebatilan, sebuah kitab yang membawa kabar gembira dan peringatan.
Rasulullah SAW pun menyeru bangsa Arab agar mengimaninya. Namun sebagian besar dari mereka meragukan, bahkan menolaknya sehingga Alquran menentang mereka untuk membuat satu ayat yang serupa dengannya.
فَلْيَأْتُوا بِحَدِيثٍ مِثْلِهِ إِنْ كَانُوا صَادِقِينَ
Artinya: “Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar.” (QS At Tur ayat 34).
Nyatanya mereka tidak mampu. Padahal mereka adalah bangsa yang paling fasih berbahasa Arab. Bahkan di kalangan pemuka mereka ada yang mengaku lebih tinggi dan lebih hebat dari manusia mana pun. Lantas rahasia apakah yang terdapat dalam mukjizat Rasulullah SAW ini?
Dikutip dari Mausu’ah Al I’Jaz Al Qurani karya Nadiah Thayyarah dan diterjemahkan menjadi Buku Pintar Sains Dalam Alquran: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah oleh penerjemah M Zainal Arifin dkk, penerbit Zaman pada 2013 halaman 15-18), dijelaskan yaitu yang pertama, sebelum Nabi Muhammad diutus, akal manusia lebih cenderung kepada fenomena-fenomena indrawi dan materi ketimbang ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, seiring perjalanan waktu, barulah akal manusia bergerak menuju kesempurnaan pola pikir. Oleh sebab itu tepat sekali jika Alquran lebih dekat kepada rasionalitas ketimbang fenomena indrawi.
Kedua, Allah SWT menetapkan bahwa Alquran mengandung mukjizat yang dapat melemahkan mereka.
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ . فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ .
Artinya: “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Alquran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Alquran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) , dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS surat Al Baqarah ayat 23-24).
Alquran dengan ketinggian nilainya akan terus menanjak ke tempat yang lebih tinggi. Jauh di luar batas kemampuan manusia. Takkan ada yang sanggup melampauinya, bahkan hanya dengan membuat satu ayat.
Ketinggian nilai ini tercermin dalam keindahan kata-katanya, syariat yang dikandungnya, berita-beritanya tentang hal-hal gaib, pedoman hidup yang terdapat di dalamnya.
Sisi mukjizat Alquran juga dapat dilihat pada metode penjelasannya, kemudian syariatnya, keselarasan teori dan praktik hukumnya, serta pengaruh dan dampaknya di hati manusia.