Jadikan Rebahan Sebagai Hobi? Hati-Hati Bahaya yang Mengintai di Tulang dan Otot

Metabolisme tubuh akan menurun ketika kurangnya aktivitas fisik.

Freepik
Ilustrasi rebahan. Ini bahaya rebahan dan kurang bergerak.
Rep: Rahma Sulistya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang dokter mengunggah video, yang memperlihatkan hasil rontgen pasien yang setiap harinya hanya rebahan, di mana jantungnya membengkak akibat lemak yang menumpuk. Tidak hanya itu, hobi rebahan juga akan mempengaruhi tulang dan otot.

Baca Juga


Spesialis Ortopedi, dr Aldico Sapardan mengatakan, aktivitas rebahan dalam waktu yang berlebihan memiliki dampak yang kurang baik bagi tulang dan otot. “Kurang bergerak atau sedentary lifestyle berkontribusi menghasilkan kualitas kesehatan yang buruk,” ucap dia saat dihubungi Republika.co.id, akhir pekan kemarin.

Ada beberapa dampak langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan rebahan. Efek paling tinggi adalah peningkatan BMI (body mass index) sehingga terjadi obesitas. Kebiasaan rebahan yang dilakukan lebih dari lima jam sehari di luar jam tidur, dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan.

Metabolisme tubuh akan menurun ketika kurangnya aktivitas fisik dan juga membuat tubuh lebih sulit untuk memecah gula dan lemak. Akibatnya, berat badan akan lebih rentan bertambah. Kelebihan berat badan dapat memberi tekanan pada tulang, dan tekanan itu bisa mempercepat kerusakan tulang. 

“Prinsipnya adalah, semakin berat tubuh kita, maka kerja dari tulang dan sendi-sendi penopang tubuh kita juga akan semakin berat,” papar dr Aldico.

Dampak lain ketika rebahan terlalu lama, tubuh tidak menggunakan otot secara maksimal, sehingga berisiko kehilangan kekuatan dan daya tahan otot. Karena, otot mendukung serta memengaruhi kesehatan tulang. Kurangnya aktivitas olahraga tentu akan mengurangi kekuatan atau massa otot.

Kurangnya olahraga secara langsung bisa mempengaruhi kesehatan dan kekuatan tulang karena mengandung lebih sedikit mineral. Selain itu, kurang bergerak atau kurang olahraga juga bisa mempercepat kerusakan tulang dan membuatnya lebih rentan terhadap osteoporosis dan berbagai penyakit tulang lainnya.

Selain berdampak pada tulang....

 

 

Selain berdampak pada tulang, kurang olahraga juga memiliki dampak buruk, seperti pada sistem kekebalan tubuh, aliran darah, peradangan pada tubuh, ketidakseimbangan hormon, penyakit kardiovaskular (stroke, diabetes, hipertensi dan sebagainya), gangguan suasana hati, kolesterol tinggi, hingga jenis kanker tertentu.

Tetapi, perlu dibedakan pula antara bergerak saat beraktivitas dengan berolahraga. Aktivitas rumah tangga atau aktivitas sehari-hari ini, dikatakan dr Aldico, masuk dalam kategori non exercise physical activities atau NEPA. “Ini tidak bisa disamakan dengan berolahraga untuk mencapai kebugaran,” ujar dia.

Walaupun NEPA juga dapat membuat tubuh menjadi berkeringat dan membakar kalori, namun tidak bisa disebut sebagai olahraga. Karena olahraga memerlukan gerakan yang terencana, terstruktur dan berulang dengan tujuan untuk memperoleh kebugaran.

 

Selain berolahraga, mengurangi kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga baik untuk kesehatan tulang. Dan tidak kalah penting, konsumsi kalsium dan vitamin D berpengaruh untuk meningkatkan kepadatan tulang, menjauhkan dari pengeroposan tulang di usia dini dan juga mengurangi risiko patah tulang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler