Suara Muslim Kanada untuk Wujudkan Gencatan Senjata di Gaza
Kanada menjaga hubungan dekat dengan Israel selama puluhan tahun
REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Masyarakat muslim Kanada menggelar kampanye dalam skala yang belum pernah dilakukan sebelumnya pada bulan Ramadhan tahun ini untuk mendorong pemerintah berbuat lebih banyak dalam mengakhiri krisis Gaza. Sudah lima bulan kantong pemukiman itu dibombardir Israel.
Operasi militer Israel sudah menewaskan lebih dari 31 ribu orang dan memicu krisis kemanusiaan. Masyarakat muslim Kanada yakin politisi-politisi negara tidak berbuat banyak menghentikan krisis tersebut.
"Kami melihat setiap hari saudara-saudara kami di Palestina tewas. Kami melihat banjirnya gambar-gambar mengerikan," kata petugas advokasi Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) Fatema Abdalla seperti dikutip Aljazirah, Selasa (12/3/2024). "Jadi Ramadhan ini jelas akan menjadi jauh lebih sulit untuk semua orang," tambahnya.
NCCM adalah salah satu dari lebih dari 300 kelompok muslim di kawasan Amerika Utara yang mengirim ultimatum ke politisi Kanada. NCCM meminta secara tegas, agar pemerintah segera bertindak mengakhiri perang dan bela hak-hak rakyat Palestina atau anda tidak akan berbicara pada jamaah dalam pertemuan-pertemuan komunitas bulan ini.
Organisasi-organisasi yang termasuk kelompok-kelompok advokasi, masjid dan pusat-pusat kebudayaan menuntut lima hal dari anggota parlemen. Mulai dari, mengecam kejahatan perang Israel sampai menghentikan pengiriman senjata Kanada ke Israel dan mendorong gencatan senjata di Gaza.
"Bila anggota parlemen tidak bisa secara terbuka berkomitmen pada semua yang kami minta ini, maka sayangnya kami bisa tidak memberikan ruang untuk berpidato pada jamaah kami," kata Abdalla.
Seperti negara-negara lain di seluruh dunia Kanada juga dilanda unjuk rasa besar menuntut diakhirinya perang Gaza yang dimulai awal Oktober lalu. Serangan Israel ke kantong pemukiman Palestina itu menyebabkan kehancuran dan pengungsian dan pemerintah Israel juga masih memblokir bantuan yang sangat dibutuhkan.
PBB memperingatkan ancaman kelaparan dan penyebaran penyakit sementara bulan Januari lalu Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan terdapat kemungkinan resiko genosida dan memerintahkan Israel mencegah aksi genosida.
"Kami sangat kecewa dengan respon dari pejabat terpilih kami (di Kanada) pada bencana kehancuran di Gaza," kata juru bicara kelompok advokasi muslim di dalam sekitar City of London, Ontario, Hikma Public Affairs Council, Nawaz Tahir yang turut menandatangani surat tersebut.
"Biasanya kami mengundang pejabat terpilih ke kegiatan kami, ke masjid kami, untuk merayakan konsep komunitas sepanjang Ramadhan. Ini sulit dilakukan ketika lemahnya respon pada pembunuhan massal terhadap saudara dan saudari kami di Palestina," katanya.
Kanada menjaga hubungan dekat dengan Israel selama puluhan tahun. Pemerintah Perdana Menteri Justin Trudeau juga masih sekutu dekat negara itu.
Pada dua bulan pertama perang di Gaza, Ottawa menolak tekanan masyarakat untuk menyerukan gencatan senjata jangka panjang dan hanya mendorong "jeda kemanusiaan." Pada bulan Desember lalu Kanada berubah haluan dan mendukung mosi gencatan senjata di Majelis Umum PBB.
Trudeau akui Ramadhan yang sangat sulit ...
Namun pemerintah Trudeau diminta untuk berbuat lebih banyak termasuk menghentikan pengiriman barang-barang militer ke Israel karena dikhawatirkan digunakan untuk melanggar hak-hak rakyat Palestina di Gaza. Dalam pernyataanya, Ahad (10/3/2023) lalu Trudeau menyampaikan ucapan selamat Ramadhan pada muslim Kanada dan mengakui bulan suci ini datang di "masa yang sangat sulit" karena situasi di Gaza.
"Kanada menegaskan kembali seruan kami untuk gencatan senjata berkelanjutan di Gaza dan akses tanpa hambatan dan aman pada bantuan kemanusiaan untuk warga sipil," katanya.
Anggota Dewan Imam Kanada Abd Alfatah Twakkal yang turut menadatangani surat Ramadhan, menekankan muslim Kanada menginginkan tindakan konkrit. "Kami tidak ingin kata-kata kosong. Kami tidak menginginkan tokenisme," katanya. Twakkal mengatakan surat itu tidak hanya mencakup anggota pemerintah Kanada.
"Ini bukan isu partisan. Ini untuk semua anggota parlemen yang melihat yang melihat parodi dan bencana dari apa yang telah terjadi dan terus terjadi [di Gaza]," katanya. "Kami tidak bisa hanya duduk diam dan tidak melakukan apa-apa, setidaknya ini adalah sesuatu yang perlu kami lakukan, untuk berbicara dan mengatakan, 'Lihat, kami harus mengambil langkah apa pun sesuai dengan kemampuan kita untuk dapat mengakhiri genosida yang sedang terjadi," tambah Twakkal.
Pengamat politik mengatakan surat itu mencerminkan semakin kuatnya kekuatan politik masyarakat muslim Kanada. Menurut sensus 2021 hampir 1,8 juta orang mengidentifikasi diri mereka sebagai muslim. Persentase muslim Kanada naik dua kali lipat dari tahun 2001 sampai 2021 dari 2 menjadi 4,9 persen.
Asisten profesor pendidikan anti-rasisme University of Windsor di Ontario, Naved Bakali mengatakan muslim sudah ada di Kanada sejak pertengahan 1800. "Namun gelombang imigrasi ke Kanada dari negara-negara mayoritas muslim datang pada tahun 1960-an dan 1970-an," katanya.
Oleh karena itu, kata Bakali, "komunitas yang relatif muda ini" biasanya puas dengan "keterlibatan performatif dan layanan serta keterwakilan dasar" biasanya dengan kunjungan politisi ke rumah-rumah ibadah mereka.
Sementara komunitas itu memiliki beragam pandangan politik, menurut Bakali, muslim Kanada biasanya mendukung Partai Liberal yang sekarang dipimpin Trudeau. Partai Liberal sendiri menunjukkan diri mereka sebagai pembela multikulturalisme dan imigrasi di Kanada.
Trudeau mulai berkuasa pada tahun 2015 karena mengecam kebijakan Partai Konservatif yang menurut para kritikus bersifat Islamofobia. Dengan latar belakang itu Bakali mengatakan surat Ramadhan memberi sinyal "bila masyarakat (muslim) tidak merasa dilihat partai politik, saya pikir partai politik tidak bisa mengandalkan dukungan tanpa syarat."
"Ada kurangnya kepercayaan dan mereka tidak ingin digunakan sebagai bagian politik dalam semua ini. Mereka ingin merasa mereka didengar dan mereka dihormati sebagai sebuah komunitas," tambahnya.
Hal ini diamini Tahir. Menurutnya akibat perang Gaza "terjadi kebangkitan politik di komunitas Muslim" di Kanada. "Dan saya pikir hal ini mengarah pada keterlibatan yang lebih kuat masyarakat muslim dalam politik," katanya.
Tahir menjelaskan sementara beberapa anggota parlemen Kanada segera meminta untuk menandatangani tuntutan yang diajukan dalam surat Ramadhan, yang lain mengambil waktu untuk mempertimbangkan situasi.
Namun ia mengatakan, ia yakin para anggota parlemen memperhatikan posisi masyarakat. "Kami memiliki seorang anggota parlemen yang mengatakan kepada kami kantor mereka menerima 10.000 surat tentang Palestina sejak bulan Oktober," katanya.
Tahir juga menarik hubungan antara apa yang terjadi di Jalur Gaza dan insiden kebencian anti-Muslim di Kanada, yang menurut kelompok-kelompok masyarakat meningkat tajam sejak perang dimulai.
"Kami telah melihat dampak yang sangat nyata dari Islamofobia di Kanada," kata Tahir. Ia merujuk pada serangan tahun 2021 yang menewaskan empat anggota keluarga Muslim. Pihak berwenang menggambarkannya sebagai tindakan "terorisme" anti-Muslim, dan baru-baru ini hakim menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada pelaku.
Pada akhirnya, Tahir menekankan para pejabat terpilih Kanada perlu bertindak baik di dalam maupun di luar negeri. "Kami ingin mereka lebih sadar untuk mengambil tindakan daripada hanya datang ke masjid-masjid kami, berfoto, dan mengirimkan beberapa tweet. Kita sudah melewati masa itu," katanya.
"Kami ingin melihat komitmen yang tulus dan nyata untuk memerangi Islamofobia dan menunjukkan rasa kemanusiaan dalam kebijakan luar negeri kami," tambahnya.