Tiga Bulan Empat Letusan dari Gunung Berapi di Islandia

Gunung berapi Svartsengi terbangun setelah hampir 800 tahun tak aktif.

AP
Pemandangan lava melintasi jalan utama menuju Grindavík dan mengalir di jalan menuju Blue Lagoon, di Grindavík, Islandia, Kamis, (8/2/2024).
Rep: Lintar Satria Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, GRINDAVIK -- Gunung berapi di Islandia meletus untuk keempat kalinya dalam tiga bulan terakhir, mengirimkan semburan lahar berwarna oranye ke langit malam. Kantor Meteorologi Islandia mengatakan letusan Sabtu (16/3/2024) malam tersebut membuka celah bumi sekitar tiga kilometer antara pegunungan Stóra-Skógfell dan Hagafell di Semenanjung Reykjanes.

Baca Juga


Dikutip dari NPR, Ahad (17/3/2024) beberapa pekan terakhir kantor Meteorologi memperingatkan magma yaitu batuan setengah cair terakumulasi di bawah tanah, sehingga memungkinkan terjadinya letusan. Stasiun televisi nasional RUV melaporkan ratusan orang dievakuasi dari pemandian air panas alami Blue Lagoon, salah satu destinasi wisata terkenal di Islandia.

Tidak ada gangguan penerbangan yang dilaporkan di Bandara Keflavik. Lokasi letusan terletak beberapa kilometer timur laut Grindavik, kota pesisir berpenduduk 3.800 orang, sekitar 50 kilometer sebelah barat daya ibu kota Islandia, Reykjavik, yang dievakuasi sebelum letusan awal bulan Desember.

Beberapa warga yang sudah kembali ke rumahnya kembali dievakuasi pada Sabtu kemarin. Pada November lalu warga Grindavik dievakuasi ketika gunung berapi Svartsengi terbangun setelah hampir 800 tahun tak aktif, dengan serangkaian gempa bumi yang membuka retakan besar di utara kota.

Gunung berapi ini akhirnya meletus pada tanggal 18 Desember 2023, mengirimkan lahar yang mengalir menjauhi Grindavik. Letusan kedua yang dimulai pada 14 Januari 2024, mengirimkan lahar ke arah kota. Tembok pertahanan yang diperkuat setelah letusan pertama menghentikan sebagian aliran, tetapi beberapa bangunan habis dilahap lahar.

Kedua letusan tersebut hanya berlangsung dalam hitungan hari. Letusan ketiga dimulai pada 8 Februari. Letusan ini mereda dalam beberapa jam, namun aliran lahar menelan sebuah pipa, memutus aliran listrik dan air panas ke ribuan orang.

RUV mengutip ahli geofisika Magnús Tumi Guðmundsson yang mengatakan letusan terakhir adalah yang paling kuat sejauh ini. Kantor meteorologi mengatakan sebagian lahar mengalir menuju penghalang pertahanan di sekitar Grindavik.

Islandia, yang berada di atas titik panas gunung berapi di Atlantik Utara, sering mengalami letusan dan sangat berpengalaman dalam menanganinya. Yang paling mengganggu belakangan ini adalah letusan gunung berapi Eyjafjallajokull pada tahun 2010, yang memuntahkan awan abu yang sangat besar ke atmosfer dan menutup sebagian besar ruang udara Eropa.

Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dari letusan-letusan baru-baru ini. Namun seorang pekerja dinyatakan hilang setelah jatuh ke dalam celah yang dibuka gunung berapi tersebut. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler