Hanya Amerika yang tak Melihat Kelaparan di Gaza Sebagai Senjata Perang
Seluruh dunia menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang di Gaza.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Vedant Patel mengatakan AS belum melihat bukti konklusif yang mengindikasi Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata dalam perang di Gaza. Sementara, pejabat tinggi Uni Eropa, PBB dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat seluruh dunia menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang di Gaza.
Sebelumnya Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk mengatakan pembatasan bantuan kemanusiaan yang diterapkan Israel ke Gaza mungkin bagian taktik untuk menciptakan kelaparan yang dapat dianggap sebagai kejahatan perang. Pernyataan keras ini disampaikan setelah laporan yang didukung PBB yang mengatakan kemungkinan kelaparan akan terjadi di seluruh Gaza bila perang yang sudah berlangsung selama lima bulan tidak berhenti.
Pada Senin (18/3/2024), Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan kelaparan yang meluas di Jalur Gaza "tidak dapat diterima." Borrell mengatakan kelaparan digunakan sebagai "senjata perang."
Dalam laporan barunya lembaga amal asal Inggris, Oxfam juga mengatakan kebijakan Israel menghalangi bantuan masuk ke Gaza menciptakan "badai sempurna bagi keruntuhan kemanusiaan." Dikutip dari Aljazirah, Selasa (19/3/2024) meski tidak mengakui Israel melakukan kejahatan perang, Patel mengatakan AS "khawatir" dengan laporan yang didukung PBB yang menemukan kelaparan akan segera terjadi di Gaza.
Integrated Food Security Phase Classification (IPC) melaporkan malnutrisi dan kerawanan pangan di Gaza utara melampaui tingkat kelaparan dan kematian yang berkaitan dengan kelaparan mungkin akan mencapai tingkat kelaparan. "Mekanisme penanggulangan yang kami lihat beberapa pekan bahkan bulan terakhir, warga memakan pakan burung, pakan ternak, dan rumput," kata juru bicara Kantor Kemanusiaan PBB (OCHA), Jens Laerke.
"Mereka sudah mengkonsumsinya. Kita sudah melampaui itu. Tidak ada lagi yang tersisa," katanya. Turk mengatakan krisis ini "buatan manusia" dan mendesak semua negara terus menekan Israel untuk memfasilitasi pengiriman bantuan ke Gaza. "Mereka membutuhkan pemulihan layanan dasar penuh, termasuk pasokan makanan, air, listrik dan bahan bakar," kata Turk.