Mark Ruffalo Dicoret Sebagai Pembicara Isu Lingkungan Gara-Gara Getol Bela Palestina
Mark Ruffalo semula dijadwalkan jadi pembicara di konferensi MTMP 2024.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Mark Ruffalo semula dijadwalkan berbicara di sebuah acara hukum, namun penampilannya dibatalkan karena pandangannya yang pro Palestina. Bintang Avengers: Endgame itu dilaporkan dicoret dari daftar pembicara Mass Torts Made Perfect (MTMP) 2024.
Ini adalah sebuah konferensi bagi para pengacara dan paralegal untuk membahas seluk beluk tuntutan hukum class action. Kali ini, mereka bertemu untuk membahas mengenai pencemaran PFAS pada sumber air minum.
Menurut TMZ, Ruffalo diundang sebagai pembicara setelah berperan sebagai aktivis dan pengacara lingkungan dalam film rilisan 2019, Dark Waters. Namun, penyelenggara memutuskan untuk membatalkan penampilan aktor Hollywood berusia 56 tahun itu.
Menurut pernyataan panitia, mereka tidak ingin isu yang diangkat dalam acara yang dijadwalkan berlangsung pada awal April itu bergeser menjadi pembahasan mengenai perang di Gaza. Untuk itu, mereka lebih merelakan kehilangan Ruffalo.
Sebelumnya, Ruffalo telah menjadi pembicara yang paling top di MTMP. Dia terkenal sebagai aktivis lingkungan hidup yang telah melakukan aksi nyata di luar film Dark Waters.
Pandangan penyelenggara MTMP terhadapnya berubah sejak Ruffalo getol menyuarakan isu Palestina. Terlebih setelah penampilannya di karpet merah Oscar.
Ruffalo memang terkenal sangat vokal tentang dukungannya terhadap Palestina. Saat menghadiri Oscar 2024, Ruffalo bersama penyanyi Billie Eilish dan Finneas, sutradara Ava DuVernay, aktor Ramy Youssef dan aktor Mahershala Ali mengenakan pin merah untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap gencatan senjata di Gaza, Palestina.
Tentang pin tersebut, Ramy mengatakan dalam wawancara di karpet merah bahwa mereka semua menyerukan gencatan senjata segera dan permanen di Gaza.
"Kami menyerukan keselamatan semua orang yang terlibat. Kami sangat menginginkan keadilan dan perdamaian abadi bagi rakyat Palestina," kata dia.
"Kami benar-benar hanya ingin mengatakan, 'Mari kita berhenti membunuh anak-anak'. Ada begitu banyak hal yang harus diproses, dan rasanya cara termudah untuk melakukan percakapan yang diinginkan orang-orang adalah ketika mereka tidak melakukan kampanye pengeboman," ucap Ramy.
Dalam pernyataan persnya, Artists4Ceasefire mengatakan, pin merah tersebut melambangkan dukungan kolektif untuk gencatan senjata segera dan permanen, pembebasan semua sandera, dan pengiriman bantuan kemanusiaan yang mendesak kepada warga sipil di Gaza.
"Kasih sayang harus diutamakan," tulis mereka.