Pengeboman Israel di Seluruh Jalur Gaza Membunuh Puluhan Orang
Israel mengatakan pertempuran pecah di sekitar Rumah Sakit Al-Shifa.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel melanjutkan pengeboman dari udara dan darat di Jalur Gaza, menewaskan puluhan orang Palestina. Pejabat Palestina dan militer Israel mengatakan pertempuran pecah di sekitar Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza.
Pejabat Kesehatan Palestina mengatakan dua serangan Israel ke pinggir Kota Gaza, Al-Shejaia, menewaskan 17 orang. Kantor media Gaza mengatakan korban tewas dalam serangan itu termasuk 10 petugas polisi yang ditugaskan mengamankan bantuan untuk pengungsi di Gaza utara.
Sementara serangan udara Israel ke sebuah rumah di kamp pengungsi Al-Maghazai menewaskan delapan orang. Militer Israel mengatakan pasukannya melanjutkan operasi di sekitar Kompleks Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza.
"Sambil memitigasi agar tidak melukai warga sipil, pasien, tim medis dan peralatan medis," kata militer Israel, Jumat (29/3/2024).
Militer mengklaim dalam beberapa hari terakhir mereka membunuh orang bersenjata dan menemukan senjata dan infrastruktur militer. Sebelum perang al-Shifa merupakan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza.
Kini rumah sakit itu salah satu dari segelintir fasilitas medis yang masih beroperasi sebagian di Gaza. Rumah sakit itu juga menampung pengungsi.
Dalam pernyataannya Israel mengatakan pasukan mereka menggelar penyerbuan ke area selatan dan tengah Gaza termasuk Khan Younis dan Al-Karara. Israel mengklaim pasukannya baku tembak dengan orang bersenjata sebelum membunuh mereka dan menemukan senjata dan roket.
Sayap bersenjata Hamas mengataka pejuang mereka mengincar pasukan Israel dekat Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, salah satu dari dua rumah sakit yang diblokade Israel beberapa hari terakhir. Di ujung selatan Jalur Gaza, Israel juga melanjutkan pengeboman ke Rafah.
Kota itu menampung lebih dari....
Kota itu menampung lebih dari setengah dari 2,3 juta populasi Gaza. Serangan udara pada Kamis (28/3/2024) di kota itu menewaskan 12 orang Palestina.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sejak 7 Oktober lalu serangan Israel menewaskan lebih dari 32 ribu orang Palestina. Ribuan orang diyakini tewas di bawah reruntuhan. Serangan Israel juga mengakibatkan 80 persen populasi Gaza terpaksa mengungsi dan banyak diantaranya yang terancam kelaparan.
PBB memperingatkan kelaparan dapat terjadi di Gaza utara paling cepat pada bulan Mei. Media Palestina melaporkan seorang pria lanjut usia meninggal dunia akibat malnutrisi dan kehabisan obat-obatan.
Mahkamah Internasional memerintahkan Israel untuk mengambil semua langkah yang dibutuhkan dan efektif untuk memastikan pasokan pangan dasar dikirimkan ke masyarakat Gaza dan mencegah penyebaran kelaparan.
"Perintah mengikat dari ICJ (Mahkamah Internasional) kemarin menjadi pengingat situasi kemanusiaan mengerikan di Jalur Gaza diciptakan manusia dan semakin memburuk. Namun ini dapat dipulihkan," kata kepala badan bantuan pengungsi PBB untuk Palestina Philippe Lazzarini di media sosial X.
"(Ini) artinya Israel harus mencabut keputusannya dan mengizinkan konvoi UNRWA yang membawa makanan dan nutrisi ke Gaza utara setiap hari dan membuka lebih banyak pintu perbatasan," tambahnya.
Pekan ini UNRWA mengatakan Israel tidak lagi mengizinkan lembaga PBB itu mengirimkan makanan ke Gaza utara. UNRWA mengatakan sejak 21 Maret lalu empat permintaan untuk dapat mengirim makanan yang sangat dibutuhkan ditolak Israel.