KPU Sleman Klaim Angka Kematian Pemilu 2024 Alami Penurunan Dibanding 2019
KPU Sleman memberikan santunan kepada empat petugas yang meninggal dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sleman, Ahmad Baehaqi mengeklaim angka kematian pada Pemilu 2024 menurun jika dibanding Pemilu 2019 lalu. KPU Sleman mencatat setidaknya ada empat kasus kematian yang terdiri dari tiga petugas keamanan TPS atau linmas dan seorang petugas KPPS.
"Tiga anggota linmas berasal dari Kapanewon Pakem, Moyudan, dan Kalurahan Caturtunggal, Depok. Untuk petugas KPPS berasal dari Kalurahan Maguwoharjo, Depok,” kata Baehaqi dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Tahapan Pemungutan, Perhitungan dan Rekapitulasi Pemungutan Suara pada Pemilu 2024 dengan Stakeholder Kamis (28/3/2024) kemarin.
Diketahui jumlah petugas yang meninggal dunia pada Pemilu 2019 lalu mencapai enam orang. Baehaqi mengatakan keberhasilan KPU Sleman dalam menekan angka kematian pada Pemilu 2024 ini berkat kerja sama yang dijalin dengan Pemkab Sleman.
"Kami berterima kasih atas dukungannya karena dari dinas Kesehatan menyiapkan personelnya untuk membantu petugas penyelenggara pemilihan yang membutuhkan pertolongan dan perawatan. Selain itu, juga ada pemberian vitamin dan suplemen untuk menjaga kondisi tubuh tetap vit,” ucapnya.
Ia menambahkan, KPU Sleman memberikan santunan kepada empat petugas yang meninggal dunia sebesar Rp 46 juta per orang. Ia merinci, santunan yang diberikan terdiri dari biaya perawatan di rumah sakit sebesar Rp 36 juta dan dan biaya penguburan sebesar Rp 10 juta.
Dirinya mengakui belum semua memperoleh santunan tersebut. Hal tersebut lantaran masih dalam proses administrasi untuk mencairkan santunan tersebut.
“Untuk petugas linmas di Pakem sudah turun. Sedangkan tiga petugas lainnya masih dalam proses,” ungkapnya.
Salah satu petugas pemilu yang meninggal dunia, salah satunya Sukidi (56 tahun) anggota linmas di Kalurahan Candibinangun, Pakem pada 15 Februari 2024. Sukidi diduga meninggal dunia akibat kelelahan.