Delegasi Israel Berangkat ke Mesir untuk Negosiasi dengan Hamas Soal Pertukaran Sandera

Sebagian besar warga Palestina yang disandera Israel ialah perempuan dan anak-anak.

EPA-EFE/RONEN ZVULUN
PM Israel Benjamin Netanyahu setuju untuk mengirimkan delegasi yang mewakili Tel Aviv dalam perundingan tidak langsung putaran berikutnya dengan Hamas di Doha dan Kairo.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Delegasi Israel akan berangkat ke Mesir pada Minggu untuk mengikuti perundingan tidak langsung mengenai kesepakatan pertukaran sandera dengan kelompok perlawanan Palestina Hamas, menurut media Israel pada Sabtu.

Delegasi Israel itu terdiri dari perwakilan badan intelijen Mossad, badan keamanan internal Shin Bet, dan badan intelijen militer Aman. Mereka akan berangkat ke Kairo pada Ahad (31/3/2024) untuk bernegosiasi dengan Hamas tentang pertukaran sandera, menurut Channel 12. Media itu mengatakan Mesir telah meminta Tel Aviv untuk mengajukan usulan yang dapat disampaikan kepada Hamas.

Sebelumnya pada Jumat, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setuju untuk mengirimkan delegasi yang mewakili Tel Aviv dalam perundingan tidak langsung putaran berikutnya dengan Hamas di Doha dan Kairo. Netanyahu mengatakan Israel akan melanjutkan perundingan untuk mencapai kesepakatan soal pertukaran sandera dan gencatan senjata jangka panjang di Gaza.

Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat berupaya mencapai kesepakatan pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza, karena jeda kemanusiaan pertama hanya berlangsung sepekan pada akhir November lalu. Alhasil, bantuan yang masuk ke Jalur Gaza terbatas.

Jeda kemanusiaan itu juga memungkinkan pertukaran warga Israel yang disandera Hamas dengan warga Palestina yang ditahan oleh Israel. Sebagian besar tahanan Palestina itu adalah perempuan dan anak-anak, yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Baca Juga


Saat ini, Israel menahan sekitar 9.000 warga Palestina, sedangkan Hamas diperkirakan menyandera 134 warga Israel di Gaza. Hamas mengumumkan kematian 70 sandera, di antaranya akibat serangan udara Israel yang membabi buta.

Israel telah menyerang habis-habisan Gaza sejak Hamas melakukan serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023. Serangan Hamas diklaimmenewaskan hampir 1.200 warga Israel.

Sementara itu, lebih dari 32.700 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah syahid di Gaza. Gaza juga mengalami kehancuran massal, pengungsian, dan kelaparan.

Putusan sela Mahkamah Internasional (ICJ) pada Januari memerintahkan Israel untuk menghentikan aksi genosida. Israel juga diamanatkan mengambil tindakan yang menjamin bantuan kemanusiaan bisa diberikan kepada warga sipil di Gaza.

sumber : Antara, Anadolu
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler