Bentuk Feses Bisa Beri Petunjuk Adanya Kanker, Bagaimana Cara Mengenalinya?

Bentuk feses bisa dibagi ke dalam tujuh tipe berbeda.

Republika/Reiny Dwinanda
Kloset. Pada kasus kanker kolon, kemunculan feses berbentuk ramping atau pipih bisa disertai dengan gejala-gejala lain.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bentuk feses atau kotoran saat buang air besar bisa mengindikasikan adanya suatu masalah kesehatan, mulai dari ambeien hingga kanker. Bagaimana cara mengenalinya?

Secara umum, bentuk feses bisa dibagi ke dalam tujuh tipe berbeda. Berikut ini adalah ketujuh tipe tersebut:

- Tipe 1: Berbentuk gumpalan-gumpalan kecil seperti kotoran kambing
- Tipe 2: Berbentuk gumpalan-gumpalan kecil yang saling menempel mirip sosis
- Tipe 3: Berbentuk seperti sosis tapi dengan retakan-retakan di permukaannya
- Tipe 4: Berbentuk seperti sosis dengan permukaan yang halus dan konsistensi yang lembut
- Tipe 5: Berbentuk gumpalan-gumpalan lunak dengan tepian yang jernih
- Tipe 6: Berbentuk tak beraturan dengan konsistensi yang lunak
- Tipe 7: Tak memiliki serpihan kotoran yang padat, sepenuhnya bertekstur cair

Baca Juga


Bentuk tinja bisa mencerminkan status kesehatan seseorang. - (Republika)


Tipe 3 dan tipe 4 dapat dikategorikan sebagai bentuk feses yang normal. Sedangkan tipe 5 bisa dikategorikan normal bila terjadi kurang dari tiga kali dalam sehari.

Di sisi lain, tipe 1 dapat mengindikasikan adanya masalah sembelit. Selain itu, tipe 6 dan tipe 7 bisa menandakan adanya masalah diare.

Mewaspadai bentuk feses yang pipih
Fight Colorectal Cancer turut mengimbau agar masyarakat mewaspadai bentuk feses yang pipih seperti pita atau ramping seperti pensil. Bentuk feses seperti ini umumnya merupakan pertanda dari sembelit.

Akan tetapi, bentuk feses yang pipih atau ramping juga bisa menjadi pertanda dari masalah kesehatan yang lebih serius. Salah satunya adalah gangguan kronis bernama sindrom iritasi usus besar. Masalah pencernaan ini bisa memunculkan keluhan seperti diare, kembung, sembelit, dan sakit perut.

Tak hanya itu, bentuk feses yang pipih atau ramping bisa mengindikasikan terjadinya kanker usus besar atau kolon. Oleh karena itu, feses berbentuk pipih atau ramping sebaiknya tak disepelekan.

"Umumnya, kemunculan feses berbentuk ramping yang jarang terjadi bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Namun, bila Anda mengeluarkan feses berbentuk seperti pita selama lebih dari sepekan, segera cari pertolongan medis," ujar Fight Colorectal Cancer, seperti dilansir Mail Online pada Kamis (4/4/2024).

Pada kasus kanker kolon, kemunculan feses berbentuk ramping atau pipih bisa disertai dengan gejala-gejala lain. Salah satu dari gejala tersebut adalah keberadaan darah di feses.

"Berapa pun jumlah perdarahan rektum itu tidak normal, Anda harus mencari tahu alasan mengapa ada darah di kotoran Anda," kata Fight Colorectal Cancer.

Tentu, tak semua darah yang terlihat pada feses mengindikasikan kanker kolon. Darah yang terlihat berwarna merah terang menandakan bahwa darah tersebut baru keluar dan kemungkinan berasal dari bagian terbawah dari kolon, yang mungkin mengindikasikan ambeien.

Warna darah yang berwarna gelap seperti aspal pun tidak selalu mengindikasikan kanker kolon. Warna seperti ini juga bisa menandakan adanya penyakit Crohn atau kolitis ulseratif.

Gejala kanker kolon juga tak selalu berkaitan dengan bentuk atau kondisi feses. Tak jarang, pasien kanker kolon atau kanker rektum mengalami pertanda lain seperti anemia.

Mewaspadai kanker kolon di usia muda

Dahulu, kemunculan kanker kolon sering kali dikaitkan dengan rentang usia yang lebih tua. Namun, belakangan ini, kasus kanker kolon pada usia di bawah 50 tahun mengalami peningkatan yang signifikan di dunia. Bahkan, tingkat kejadian kanker kolon di usia lebih muda diprediksi akan meningkat dua kali lipat per 2030.

Mengacu pada data dari JAMA Surgery, kasus kanker kolon pada kelompok usia 20-34 tahun akan meningkat sebesar 90 persen pada 2030 bila dibandingkan dengan kasus serupa pada 2010. Tak hanya itu, untuk periode dan kelompok usia yang sama, kasus kanker rektum juga diprediksi akan meningkat hingga 124 persen.

Bahkan, kanker kolon dan rektum atau kanker kolorektal diprediksi akan menjadi kanker yang menyebabkan kematian terbanyak pada kelompok usia di bawah 50 tahun pada akhir 2030. Saat ini, ACS mengestimasi ada sekitar 153 ribu kasus kanker kolorektal yang terdeteksi di 2023. Sebanyak 19.500 di antaranya dialami oleh orang-orang berusia di bawah 50 tahun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler