Sempat Kisruh Saat Mudik, Pemerintah Diminta Perbaiki Manajemen Merak-Bakauheni

Anggota komisi V soroti banyak pemudik langsung datang beli tiket di aplikasi

Republika/Putra M. Akbar
Pemudik tidur diatas mobilnya saat mengantre untuk memasuki kapal ferry di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Ahad (7/4/2024). H-3 Lebaran 2024 Pelabuhan Merak masih ramai dari pemudik mobil yang menanti sejak dini hari untuk menaiki kapal Ferry yang akan mengantarkannya ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Meskipun tiket keberangkatan di Pelabuhan Merak sudah habis terjual para pemudik mobil tetap dapat melakukan keberangkatan yang dialihkan melalui Pelabuhan Ciwandan.
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama menyoroti sejumlah persoalan yang terjadi di Pelabuhan Merak-Bakauheni selama masa mudik 2024. Beberapa persoalan yang muncul antara lain soal pembelian tiket yang belum diketahui oleh para pemudik.


Ia meminta agar alasan para pemudik datang langsung ke pelabuhan untuk membeli tiket tanpa menggunakan aplikasi Ferizy ini dievaluasi oleh pihak ASDP dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) karena banyaknya keluhan pembeli tiket terkait aplikasi ini.

"Kita juga menyoroti kemacetan pada lintasan penyeberangan Merak-Bakauheni akibat infrastruktur dermaga tidak mencukupi sehingga olah gerak kapal feri amat terbatas. Jumlah dermaga yang masih kurang, yaitu masing-masing 7 dermaga saat ini harus segera ditambah," kata Suryadi dalam keterangannya, Selasa (16/4/2024).

Menurutnya rating 2,5 dan ulasan-ulasan buruk terhadap Ferizy di Google Play Store dapat menjadi bahan evaluasi ini. Misalkan kuota pemesanan tiket begitu cepat habis, kemungkinan besar sudah diborong oleh calo yang kemudian menawarkannya di sekitar pelabuhan; ada yang hilang uangnya setelah melakukan pembayaran; dan masih banyak lagi.

Dirinya juga mengapresiasi Kemenhub yang berencana menambah lebih dari 1.000 kapal untuk mengantisipasi kepadatan dermaga. Namun sebaiknya penambahan kapal itu juga disertai perbaikan manajemen atau pengelolaannya.

"Saat ini, pengelolaan dermaga atau operator terminal penyeberangan yang ada di Merak-Bakauheni sekaligus juga pengelolaan kapal penyeberangan atau operator feri dilakukan oleh ASDP. Jika ASDP tidak dapat mengelolanya, maka dampaknya jadi sangat besar karena berada di tangan yang sama," ucapnya.

Selain itu, di satu sisi, lintasan penyeberangan dan kapal-kapal penyeberangan yang melayaninya berada di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Namun, di sisi lain, urusan kapal berada di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

'Oleh karena itu, selain penambahan dermaga dan kapal, kita mendorong perbaikan manajemen lalu lintas penyeberangan di Merak-Bakauheni dan juga pelabuhan lainnya yang dikelola ASDP seperti Ketapang dan Gilimanuk secara menyeluruh," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler